07 June 2011

MP3EI Berpatokan Pada Visi Indonesia.


MP3EI Dan Visi Indonesia 2045.

MP3EI menyerap investasi sebesar Rp4.000 triliun, membuka sekitar 5,6 juta lapangan kerja.




“ Visi Indonesia 2025. Yakni mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan”


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),  meluncurkan MP3EI yang dibarengi dengan pemancangan perdana proyek infrastruktur yang dipusatkan di empat lokasi, yaitu Sei Mangke (Sumatera Utara), Cilegon (Jawa Barat), Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), dan Timika (Papua). Peluncuran program MP3EI ini akan dilakukan pada Jumat (27/5) oleh Presiden di Jakarta Convention Center (JCC). Setelah peluncuran ini, akan segera dibentuk tim pelaksana yang langsung diketuai oleh Presiden.

Pimpinan daerah di Aceh baik tingkat provinsi, kabupaten/kota termasuk berbagai dinas diharapkan untuk terus menyiapkan diri dalam menghadapi pelaksanaan program dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dimana Aceh sendiri sudah dimasukkan di dalamnya, Untuk tahap pertama 2012 sampai 2014, Wagub, telah mengusulkan Rp20 triliun dan ini di luar APBN maupun APBA. Termasuk beberapa pengembangan pelabuhan seperti Krueng Geukueh, Langsa, Malahayati dan Meulaboh

                                                                         
MP3EI mempunyai 3 (tiga) strategi utama yang dioperasionalisasikan dalam inisiatif strategic. 

Strategi pertama adalah pengembangan potensi melalui 6 koridor ekonomi yang dilakukan dengan cara mendorong investasi BUMN, Swasta Nasional dan FDI dalam skala besar di 22 kegiatan ekonomi utama. Penyelesaian berbagai hambatan akan diarahkan pada kegiatan ekonomi utama sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan realisasi investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi di 6 koridor ekonomi.Berdasarkan potensi yang ada, maka sebaran sektor fokus dan kegiatan utama di setiap koridor ekonomi, diantaranya sebagai berikut:


1. Sumatera
 :
Kelapa Sawit, Karet, Batubara, Besi-Baja, JSS
2. Jawa
 :
Industri Makanan Minuman, Tekstil, Permesinan, Transportasi,   Perkapalan, Alutsista, Telematika, Metropolitan Jadebotabek.
3. Kalimantan
 :
Kelapa Sawit, Batubara, Alumina/Bauksit, Migas, Perkayuan, Besi-Baja
4. Sulawesi
 :
Pertanian Pangan, Kakao, Perikanan, Nikel, Migas
5. Bali NT 
 :
Pariwisata, Peternakan, Perikanan
6. Papua-Kep. Maluku
 :
Food Estate, Tembaga, Peternakan, Perikanan, Migas, Nikel

Strategi kedua, memperkuat konektivitas nasional melalui sinkronisasi rencana aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor riil. Untuk itu akan ditetapkan jadwal penyelesaian masalah peraturan nasional dan infrastruktur utama nasional. Menurut laporan Menko Perekonomian, berdasarkan hasil diskusi dengan para pemangku kepentingan, khususnya dunia usaha, teridentifikasi sejumlah regulasi dan perijinan yang memerlukan debottlenecking yang meliputi:
  1. Mempercepat penyelesaian peraturan pelaksanaan undang-undang
  2. Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada baik ditingkat pusat dan daerah, maupun antara sektor/lembaga
  3. Merevisi atau menerbitkan peraturan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung strategi MP3EI (seperti Bea keluar beberapa komoditi)
  4. Memberikan insentif kepada kegiatan-kegiatan utama yang sesuai dengan strategi MP3EI
  5. Mempercepat dan menyederhanakan proses serta memberikan kepastian perijinan
Adapun Elemen Utama dari Strategi Kedua adalah:
  1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman.
  2. Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui inter-modal supply chain systems.
  3. Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas. (Pertumbuhan yang inklusif)

Strategi ketiga, pengembangan Center of Excellence di setiap koridor ekonomi. Dalam hal ini akan didorong pengembangan SDM dan IPTEK sesuai kebutuhan peningkatan daya saing. Percepatan transformasi inovasi dalam ekonomi yang dilakukan melalui:
  1. Pengembangan modal manusia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi secara terencana dan sistematis.
  2. Memasukkan unsur Sistem Inovasi Nasional (SINAS) dan berbagai upaya transformasi inovasi dalam kegiatan ekonomi.

Adapun Inisiatif Strategiknya adalah sebagai berikut:
  1. Revitalisasi Puspitek sebagai Science and Technology Park
  2. Pengembangan Industrial Park
  3. Pembentukan klaster inovasi daerah untuk pemerataan pertumbuhan
  4. Pengembangan industri strategis pendukung konektivitas
  5. Penguatan aktor inovasi (SDM dan Inovasi).


MP3EI merupakan dokumen rencana pembangunan dimana arahnya tidak pernah bergeser, tetap berpatokan pada Visi Indonesia 2025. Yakni mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan. 

Jika 2010 PDB USD 700 Miliar atau pendapatan per kapita USD 3.005, sudah masuk 17 besar dunia. Tahun 2025 PDB diperkirakan USD 3,8-4,5 Triliun, dengan pencapatan per kapita menembus USD 13.000 – 16.000, sehingga menjadi high income country, dan masuk 12.

Pada tahun 2045, pendapatan per kapita Indonesia diprediksi menjadi yang terbesar ke-7 atau ke-8 dunia. Dengan USD 46.000, dengan PDB mencapai USD 16,6 Triliun. Bagaimana menuju ke sana? Pertama, pengembangan 6 koridor ekonomi, melalui revitalisasi pusat-pusat pertumbuhan Luar Jawa. Kedua, penguatan konektivitas nasional, melalui sinergi antar pusat pertumbuhan dan pemerataan infrastruktur dasar. Ketiga, percepatan kemampuan SDM dan Iptek Nasional, dengan mendorong ke arah innovation driven economy

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia resmi diluncurkan , Jumat 27 Mei 2011. Peluncuran ditandai dengan pemasangan tiang pancang proyek di empat lokasi.

Yang penting, bukan seberapa bagus dokumen dibuat, tapi seberapa besar kemampuan kita untuk mengimplementasikan di enam koridor di seluruh Tanah Air," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, di Jakarta Convention Center, Jumat, 27 Mei 2011.

Dengan pemasangan tiang pancang di empat lokasi itu, yakni Timika, Cilegon, Sei Mangke, dan Kupang, jumlah proyek yang akan diresmikan mencapai 17 proyek. Total investasi Rp190 triliun yang bersumber dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta nasional, foreign direct investment, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.  17 proyek itu diharapkan selesai pada 2014. Bila terealisasi, proyek tersebut akan menyerap investasi sebesar Rp4.000 triliun.  




Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana menambahkan, peluncuran MP3EI 2011-2025 bertujuan untuk mendukung rencana pembangunan nasional. "MP3EI tidak bermaksud untuk mengganti dokumen rencana pembangunan yang ada, tapi akan terintegrasi melalui pendekatan antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat," ujarnya.

Armida lantas menuturkan, peluncuran MP3EI ini untuk mewujudkan peningkatan investasi serta menciptakan lapangan pekerjaan, pemerintah akan mendukung perluasan dan percepatan ekonomi melalui penyediaan infrastruktur. "Pemerintah telah menyusun rencana investasi pembangunan infrastruktur untuk 2011-2015 sebesar Rp755 triliun," kata Armida.

Dana tersebut berasal dari alokasi pemerintah sebesar Rp544 triliun serta melalui kerja sama pemerintah dan swasta Rp211 triliun. Dana tersebut akan dialokasikan untuk beberapa proyek pembangunan, seperti jalan sebesar Rp143 triliun, rel kereta api Rp138 triliun, pelabuhan Rp49 triliun, bandar udara Rp14 triliun, energi dan listrik Rp288 triliun, utilitas air Rp8 triliun, telematika Rp102 triliun, dan pembangunan infrastruktur lain sebesar Rp13 triliun.

"Alokasi investasi pemerintah untuk infrastruktur tersebut untuk koridor ekonomi Jawa sebesar 28 persen atau sebesar Rp213 triliun. Sisanya 72 persen atau sebesar Rp542 triliun untuk koridor ekonomi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali Nusa Tenggara, Papua, dan Maluku.





Dirut PT PLN yang kemarin mewakili BUMN, Dahlan Iskan, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan negara berkomitmen menanam modal hingga Rp836 triliun sampai 2014. Investasi tersebut diharapkan bisa membuka sekitar 5,6 juta lapangan kerja.








Direktur Utama Bank BRI, Sofyan Basir, menyatakan perbankan sanggup menyumbang Rp 800 triliun untuk program lima tahun Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Kalau rembukan, lima bank cukup. Karena pertumbuhan kredit saja per tahun Rp 400-500 triliun perbankan. Sementara itu Rp 800 triliun lima tahun, nanti sebagian untuk MP3EI," kata Sofyan saat ditemui wartawan usai penandatanganan kerjasama pembiayaan bisnis kehutanan antara Bank BRI dan Perum Perhutani, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Senin, 30 Mei 2011.




Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan, dunia usaha telah bertekad berinvestasi Rp1.350 triliun atau sekitar USD150 miliar hingga 2014. ”Kami menyadari bahwa dunia usaha memiliki tanggung jawab besar.
---oOo---




Sumber :
http://www.ekon.go.id/
http://www.suarakarya-online.com/
http://bisnis.vivanews.com/
http://www.jpnn.com/
http://www.jpnn.com/ 

No comments: