24 April 2011

3 Jenis Manusia Oleh Burung Garuda



3 Jenis Manusia Dalam Kisah Bencana Alam
 Gempa Bumi Dan Tsunami.

(Yang diceritakan Oleh Burung Garuda)






Ketiga jenis manusia itu adalah :

1.   Jenis  manusia yang ahli bekerja,  tak banyak bicara, dan bukan ahli pikir.
2.   Jenis  manusia yang ahli berfikir, kemampuan bicaranya biasa saja dan bukan ahli bekerja.
3.   Jenis  manusia yang ahli bicara, kemampuan bicaranya biasa saja dan bukan ahli bekerja.


Burung Garuda menceritakan pada teman – temannya, bahwa :

Jenis manusia pertama, karena merasa keahliannya hanya bekerja mengandalkan tenaga, dia bekerja bersama teman-temannya menolong korban gempa bumi dan tsunami semampu dia. Banyak sudah nyawa yang mereka selamatkan, banyak korban yang sakit mereka berikan pertolongan pertama sekedarnya atau mereka bawa bawa kerumah sakit untuk diobati. Banyak korban yang kelaparan, kedinginan, tak punya tempat berteduh, mereka berikan makanan sekedarnya, pakaian dan selimut sekedarnya, dan tempat berteduh sekedarnya, yang berasal dari para dermawan yang menyumbangkan sebagian hartanya untuk menolong korban bencana alam gempa bumi dan tsunami.

Sementara itu jenis manusia yang kedua, karena satu dan lain hal mereka merasa tidak mungkin terjunlangsung menolng korban ditempat kejadian, dan bahkan sebagian dari pada mereka tidak mempunyai kemampuan untuk terjun langsung ketempat kejadian, dia bersama teman-temannya berfikir bagaimana menyelamatkan korban ini secara lebih cepat, lebih manusiawi. Mereka memikirkan bagaimana caranya menggalang dana dan menyalurkannya. Menghilangkan rasa sedih dan traumatic yang korban bencana alam rasakan. Mereka memikirkan, bagaimana kelanjutan hidup korban selanjutnya setelah semua ini berakhir, sebab kampung mereka rata dengan tanah. Memikirkan dana dan tempat untuk perumahan mereka, infrastrukturnya dan lain-lainya.

Disisi lain jenis manusia ketiga yang keahliannya berbicara, dia berbicara dimana saja tentang kejadian bencana alam ini. Banyak korban yang berjatuhan, kota dan kampung mereka yang rata dengan tanah, akses jalan menuju tempat kejadian terputus. Banyaknya nyawa yang melayang, yang tak punya tempat untuk berteduh, yang kelaparan, yang sakit.  Dia bersama teman-temannya berusaha menginformasikan situasi dan kondisi ditempat kejadian bencana alam, dengan harapan, mengetuk hati orang agar membantu secara bersama-sama bergotong-royong , bahu-membahu menolong korban bencana alam semampu mereka.

Burung Garuda menceritakan lebih lanjut,

Diantara jenis manusia ketiga ini ada jenis manusia yang kepandaiannya berbicaranya mengagumkan sehingga disukai orang, kalau berbicara sangat memukau. Sehingga dia dan teman-temannya sering diundang di berbagai tempat dan media. Pembicaraannya ditunggu-tunggu. Mereka menceritakan keadaan korban bencana alam, bantuan yang terlambat, penanganan korban yang buruk, dana untuk korban bencana yang dikorupsi. Mereka juga menceritakan bantuan makanan dan obat-obatan serta pakaian yang disalurkan pada korban ditangani secara kurang baik. Masyarakat terkesima, terhenyak, tertegun seolah-olah dihadapkan pada kenyataan bahwa begitu buruknya penanganan korban bencana alam, cara pandang masyarakat berubah karena nya. Pembicaraan mereka menimbulkan rasa benci masyarakat kepada manusia jenis pertama dan manuisia jenis kedua. 


Sementara itu karena pembicaraan mereka semakin didengar dan ditanggapi oleh masyarakat,  meraka semakin sering muncul dimedia cetak, radio ataupun TV. Media massa cetak maupun elektronik memperebutkan mereka agar mau mengisi acara mereka. Mereka menjadi tambah sibuk mengisi acara-acara dimedia masa menceritakan kelemahan penanganan korban bencana alam, semakin sibuk dan semakin bertumpuk uang mereka dari mengisi acara-acara tersebut.  Masyarakat yang mendengarkan dengan antusia pembicaraan mereka semakin, semakin dibakar rasa tak sukanya terhadap manusia jenis 1 dan manusia jenis 2.

Mereka asyik berbicara kesana-sini, uang semakin bertambah.  Masyarakat yang mendengankan juga asyik membakar rasa bencinya terhadap manusia jenis 1 dan manusia jenis 2, dan ikut membicarakan kelemahan dan ketidak mampuan penanganan korban bencana alam. Semakin larut mereka berada dalam keadaan seperti itu. Sementara itu korban bencana alam tetap bergelimpangan, korban bencana alam masih banyak yang sakit,kelaparan, masih banyak yang menderita.

Burung Garuda berbicara pada anak-anaknya :

Seandainya mereka dari jenis manusia ketiga ini yang asyik dengan pembicaraannya yang menceritakan kelemahan penanganan korban itu, mau turun kelapangan dengan hanya membawa satu bungkus nasi saja, mungkin mungkin satu orang nyawa korban akan terselamatkan.

Burung Garuda mengungkapkan keheranannya pada anak-anaknya :
Kenapa mereka tidak melakukan itu ? Jika tak mau melalkukan itu, diam lebih baik dari pada memperkeruh suasana, yang berakibat suasana lebih sulit dalam penanganan korban gempa bumi.

Ataukah mereka hanya memanfaatkan keadaan ini, agar nama mereka lebih popular dan lebih bertambah poundi-pundi uangnya ?

Burung Garuda berkata, untungnya kita ini, burung, bukan manusia.

oleh :
Agus Suhendi.

Geografi SMP VII RPP 31



GEOGRAFI VII RPP 31
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan                  : SMP .........................................................................
Mata Pelajaran                        : Geografi
Kelas/ Semester                       : VII (tujuh)/ 2 (dua)
Standar Kompetensi               : 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan    lingkungannya
Kompetensi Dasar                   : 6.1. Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi
Indikator                                 : Mendeskripsikan pola persebaran permukiman penduduk di berbagai bentang lahan dan menganalisis kaitan bentang lahan dengan persebaran permukiman penduduk
Alokasi Waktu                        : 1x45 menit

A.    Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu untuk:
-          Mendeskripsikan pola persebaran permukiman penduduk di berbagai bentang lahan
-          Menganalisis kaitan bentang lahan dengan persebaran permukiman penduduk.

B.     Materi Pembelajaran
-          Pola permukiman penduduk
-          Kaitan bentang lahan dengan persebaran permukiman penduduk

C.     Metode Pembelajaran
Diskusi jigsaw.

D.    Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Kedelapan belas
1.      Kegiatan Pendahuluan: 5 menit
·         Memberi salam dan mengabsen.
·         Apersepsi materi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan meminta siswa menggambarkan bagaimana pola permukiman penduduk di wilayah tempat tinggalnya.
2.      Kegiatan Inti: 30 menit
·           Guru membagi siswa dalam tiga kelompok dan materi kaitan bentang lahan dengan persebaran permukiman penduduk dibagi dalam tiga bagian, yaitu daerah pantai, dataran rendah, serta dataran tinggi dan pegunungan. Setiap kelompok menganalisa satu sub bab yang berbeda dan mempresentasikannya di depan kelas.
·           Setiap kelompok diberi waktu tujuh menit untuk presentasi dan tanya jawab.
·           Siswa menarik kesimpulan kelompok.
3.      Kegiatan Penutup: 10 menit
·         Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi siswa.
·         Menarik kesimpulan bersama.

E.     Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
-          Kurikulum KTSP dan perangkatnya
-          Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMP - ESIS
-          Buku sumber Geografi SMP – ESIS
-          Buku-buku penunjang yang relevan
-          OHP atau Slide Proyektor
-          Internet dan media cetak

F.      Penilaian
-          Penilaian diskusi jigsaw.

Rubrik Penilaian Diskusi
Aspek yang dinilai
Nilai
kualitatif
Nilai
kuantitatif
Deskripsi
(Alasan)
Kemampuan mengidentifikasi masalah




Kemampuan merumuskan masalah




Kemampuan menganalisis masalah




Kemampuan memecahkan masalah




Kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain




Kemampuan penggunaan bahasa yang baik dalam diskusi




Partisipasi dalam diskusi




Kerja sama dalam kelompok




Nilai rata-rata




Komentar


Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif
Nilai kuantitatif
Memuaskan
4
> 80
Baik
3
68 - 79
Cukup
2
56 - 67
Kurang
1
< 55



Mengetahui,                                                                            …………., ……………………..
Kepala Sekolah/Yayasan ……………..                                 Guru Geografi



____________________________                                        _________________________
NIP/NRK.                                                                               NIP/NRK.

Geografi SMP VII RPP 30



GEOGRAFI VII RPP 30
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan                  : SMP .........................................................................
Mata Pelajaran                        : Geografi
Kelas/ Semester                       : VII (tujuh)/ 2 (dua)
Standar Kompetensi               : 4. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan    lingkungannya
Kompetensi Dasar                   : 6.1. Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi
Indikator                                 : - Mengidentifikasikan jenis-jenis mata pencaharian penduduk
 - Mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di perdesaan dan perkotaan, serta menganalisis pemanfaatannya
Alokasi Waktu                        : 1x45 menit

A.    Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu untuk:
-          Mengidentifikasi mata pencaharian penduduk.
-          Mendeskripsikan bentuk penggunaan lahan di perdesaan dan perkotaan serta menganalisis pemanfaatannya.

B.     Materi Pembelajaran
-          Mata pencaharian penduduk
-          Penggunaan lahan di perdesaan dan perkotaan

C.     Metode Pembelajaran
Pendekatan model ICT dan life skill, diskusi, dan penugasan.

D.    Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ketujuh belas
1.      Kegiatan Pendahuluan: 10 menit
·         Memberi salam dan mengabsen.
·         Apersepsi materi: guru meminta siswa menjelaskan perbedaan mata pencaharian bidang pertanian dan non pertanian.
2.      Kegiatan Inti: 30 menit
·         Guru membuat kocokan nama tiga orang siswa yang akan mempresentasikan laporan hasil wawancaranya. Siswa diberi waktu selama 5 menit untuk presentasi.
·         Siswa yang terpilih secara bergantian mempresentasikan laporan hasil wawancaranya tentang jenis pekerjaan, alasan pemilihan tempat tinggal, serta rutinitas pekerjaan yang dilakukan oleh narasumber (Unjuk kerja hal 153).
·         Guru memberikan penegasan terhadap hasil wawancara siswa.
·         Mendiskusikan tentang bentuk penggunaan lahan di perdesaan dan perkotaan serta menganalisis pemanfaatannya.
3.      Kegiatan Penutup: 5 menit
·         Menarik kesimpulan diskusi siswa.
·         Penugasan individu: siswa mengerjakan soal evaluasi pada buku sumber hal 151 – 152 dan soal evaluasi semester 2 hal 156 - 160. Tugas ini dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.


E.     Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
-          Kurikulum KTSP dan perangkatnya
-          Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMP - ESIS
-          Buku sumber Geografi SMP – ESIS
-          Buku-buku penunjang yang relevan
-          OHP atau Slide Proyektor
-          Internet dan media cetak
-          Tape recorder

F.      Penilaian
-          Penilaian laporan wawancara.
-          Penilaian presentasi.

Rubrik Penilaian Laporan Wawancara
Aspek yang dinilai
Nilai
kualitatif
Nilai
kuantitatif
Deskripsi
 (Alasan)
Kemampuan menyiapkan daftar pertanyaan




Pertanyaan tepat sasaran dan tidak berputar-putar




Pengembangan pertanyaan saat wawancara




Penggunaan bahasa yang baik dan benar saat wawancara




Pencatatan hasil wawancara yang lengkap dan jelas




Menuliskan hasil wawancara secara ringkas dan padat




Kemampuan mengumpulkan data




Orisinalitas laporan




Nilai rata-rata




Komentar




Rubrik Penilaian Presentasi
Aspek yang dinilai
Nilai
kualitatif
Nilai
kuantitatif
Deskripsi
(Alasan)
Kemampuan menguraikan laporan hasil wawancaranya dengan singkat dan jelas




Pemahaman tentang hasil wawancara




Kemampuan menguasai kelas




Intonasi suara saat presentasi




Kemampuan penggunaan bahasa yang baik




Nilai rata-rata




Komentar




Kriteria Penilaian:
Nilai kualitatif
Nilai kuantitatif
Memuaskan
4
> 80
Baik
3
68 - 79
Cukup
2
56 - 67
Kurang
1
< 55



Kunci Jawaban Evaluasi Bab 7

A.
1.      c
2.      d
3.      a
4.      c
5.      d

B.
1.      permukiman
2.      sawah tadah hujan
3.      dataran rendah
4.      kesuburan tanah tidak merata dan topografi kasar
5.      kesuburan tanah tidak merata dan topografi kasar


Kunci Jawaban Evaluasi Semester 2

A.

1.      d
2.      a
3.      a
4.      c
5.      a
6.      a
7.      c
8.      c
9.      b
10.  b
11.  c
12.  b
13.  d
14.  d
15.  b
16.  d
17.  a
18.  b
19.  c
20.  a
21.  b
22.  c
23.  d
24.  b
25.  b
26.  c
27.  c
28.  d
29.  c
30.  b
31.  b
32.  d
33.  d
34.  b
35.  d
36.  c
37.  a
38.  c
39.  c
40.  c



B.
1.      Unsur-unsur dalam peta, antara lain sebagai berikut.
a.       Judul peta adalah nama peta yang ingin digambarkan.
b.      Tanda arah (orientasi) merupakan tanda yang berfungsi untuk menunjukkan arah mata angin peta yang bersangkutan.
c.       Legenda merupakan bagian peta yang memuat keterangan simbol-simbol yang digunakan di dalam peta.
d.      Garis astronomis adalah garis khayal yang mengelilingi bumi. Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur.
e.       Simbol peta berfungsi untuk menggambarkan kenampakan asli dari objek-objek yang ada di muka bumi.
f.       Inset peta merupakan peta kecil di dalam peta yang menunjukkan posisi/kedudukan wilayah yang dipetakan dibandingkan dengan wilayah lainnya.
g.      Tahun pembuatan dan sumber peta
h.      Skala peta adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi.
2.      Dalam kehidupan sehari-hari, peta banyak digunakan para pelajar atau orang-orang yang bekerja di bidang perhubungan.
3.      Memberi petunjuk jalur-jalur alternatif yang dapat digunakan untuk menghindari arus lalu lintas yang padat pada saat mudik lebaran.
4.      Perbedaan antara peta umum dan peta tematik, yaitu sebagai berikut.
a.       Peta umum menggambarkan berbagai informasi yang bersifat fisik tentang kenampakan di muka bumi.
b.      Peta tematik menggambarkan kenampakan khusus suatu objek tertentu sesuai kebutuhan.
5.      Jenis-jenis simbol pada peta, antara lain sebagai berikut.
  • Simbol titik digunakan untuk memperlihatkan persebaran berbagai kenampakan di permukaan bumi. Contoh penggunaan simbol titik adalah untuk menggambarkan bentukan alam berupa gunung, serta letak kota, gedung, dan bandara di suatu wilayah.
  • Simbol garis digunakan untuk memperlihatkan objek geografis yang memiliki panjang, seperti garis pantai, sungai, jalan raya, dan rel kereta api.
  • Simbol area digunakan untuk menunjukan adanya luasan dari sebuah objek geografis. Contoh kondisi geografis yang berupa area adalah, danau, sawah, hutan, dan kawasan industri.
6.      Potensi daerah dataran rendah, antara lain sebagai berikut.
Ø  Daerah permukiman yang paling disukai penduduk karena subur dan luas.
Ø  Cocok dijadikan wilayah pertanian, persawahan, perkebunan, kegiatan industri, peternakan, dan sentra-sentra bisnis.
7.      Bagan Lapisan Atmosfer


8.      Perbedaan iklim dan cuaca
No.
Perbedaan
Iklim
Cuaca
1.
Waktu/ periode
Lama
Pendek
2.
Tempat/ cakupan
Luas
Sempit

9.      Angin lembah terjadi karena terdapatnya perbedaan tekanan di daratan. Sedangkan angin laut terjadi karena terdapatnya perbedaan tekanan antara daratan dan lautan.
10.  Pusat Cuaca dan Iklim Nasional, BMG bertugas mengolah, menganalisis, dan membuat prakiraan cuaca, sifat hujan bulanan, dan menentukan permulaan musim hujan dan musim kemarau.
11.  Hujan asam berasal dari air hujan yang tercemar. Akibatnya, air hujan tidak hanya kotor, tetapi juga bersifat asam dan korosif. Hujan asam dapat merusak batu, besi, dan tanaman. Keasaman itu diakibatkan oleh banyaknya ion hidrogen (H+) bebas di dalam air hujan. Ion hidrogen dalam air hujan berasal dari hasil pembakaran batubara dan minyak bumi yang keluar melalui cerobong-cerobong pabrik atau knalpot kendaraan bermotor. Gas-gas ini terangkat ke atmosfer, kemudian disebarkan oleh angin. Gas-gas ini larut dalam air hujan. Akibatnya terjadilah hujan asam. Hujan asam juga sering dihubungkan sebagai salah satu penyebab turunnya derajat kesehatan manusia. Misalnya, terlihat dari bertambahnya penderita Alzheimer, bronchitis, dan kanker paru-paru.
12.  Klasifikasi iklim menurut Junghuhn berdasarkan atas dua faktor, yaitu ketinggian tempat dan jenis tanaman. Pembagian daerah iklim Indonesia menurut Junghuhn sebagai berikut.
a.       Daerah panas/tropis
Tinggi tempat  : 0 – 600 m dpl
Suhu                : 26,3ºC - 22ºC
Tanaman          : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, cokelat
b.      Daerah sedang
Tinggi tempat  : 600 – 1500 m dpl
Suhu                : 22ºC – 17,1ºC
Tanaman          : padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, sayur-sayuran
c.       Daerah sejuk
Tinggi tempat  : 1500 – 2500 m dpl
Suhu                : 17,1ºC – 11,1ºC
Tanaman          : kopi, teh, kina, sayur-sayuran
d.      Daerah dingin
Tinggi tempat  : lebih dari 2500 m dpl
Suhu                : 11,1ºC – 6,2ºC
Tanaman          : tidak ada tanaman budidaya

13.  Zona Ekonomi Eksklusif merupakan wilayah laut sejauh 200 mil dari garis dasar ke arah laut bebas sebuah negara kepulauan. Kewenangan negara kepulauan di wilayah ZEE berupa kewenangan dalam memanfaatkan sumberdaya, baik di laut ataupun di bawah dasar laut. Negara yang bersangkutan memperoleh kesempatan pertama dalam pemanfaatannya. Kewajibannya adalah harus menghormati lalu lintas damai di lautan itu. Artinya, negara lain hanya boleh berlayar di zona tersebut.

  
14.   

Peristiwa kondensasi yang menyebabkan hujan dalam bentuk salju atau air
 
Uap air dibawa oleh angin secara horisontal
 
 

Danau
 
Daratan
 
Sumber: Dokumen Penerbit
 
Aliran air melalui sungai, aliran air permukaan, dan air tanah
 
Curah hujan 
 
Uap air naik  secara vertikal
 
Transpirasi tumbuhan dan penguapan dari sungai (daratan) dan lautan
 
Penyimpanan air
 
Air tanah
 
Es dan salju
 
Lautan
 



Siklus hidrologi terjadi dengan bantuan penyinaran matahari. Matahari memanasi permukaan bumi sehingga terjadi penguapan. Uap air yang terbentuk akan naik ke udara membentuk awan. Pada ketinggian tertentu, titik-titik air di awan mengalami pengembunan (kondensasi). Setelah titik awan mencapai kondisi jenuh terjadilah hujan. Hujan yang jatuh ke bumi akan diserap oleh pori-pori tanah dan akar tumbuhan. Air hujan yang diserap oleh tanah akan disimpan sebagai air tanah. Adapun air hujan yang tidak terserap akan dialirkan kembali ke sungai, danau dan bermuara di laut. Sebagian uap air terbawa oleh angin ke daerah subtropik dan kutub, sehingga turun menjadi salju atau membentuk lapisan es di puncak-puncak gunung.

15.  Danau tektovulkanik terbentuk karena gabungan peristiwa tektonik dan vulkanik. Umumnya, danau jenis ini terbentuk karena hasil letusan gunung api yang mengalami pemerosotan dasar lubang kepundan. Akibatnya, terbentuk daerah cekungan yang kemudian digenangi air.
16.  Komposisi keberadaan air di muka bumi
Reservoir
Volume
%
Lautan
Gletser dan es di kutub
Air tanah
Danau dan sungai
Atmosfer
Biosfer
1,4 x 109 km³
4,34 x 107 km³
1,54 x 107 km³
1,27 x 105 km³
1,5 x 104 km³
2 x 103 km³
95,96
2,97
1,05
0,609
0,001
0,0001
Dari komposisinya, terlihat bahwa sebagian besar air yang beredar di bumi adalah air asin (95,96%). Hanya sebagian kecil saja yang berupa air tawar.
17.  Pertanian dalam arti luas artinya pertanian tidak hanya berupa kegiatan mengolah dan mengusahakan tanah, namun juga mencakup bidang pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.

18.  Penggunaan Lahan Di Perdesaan
Ø  Lahan di pedesaan umumnya digunakan untuk permukiman dan pertanian. Namun, ada pula kegiatan perdagangan dan industri dalam skala kecil.
Penggunaan Lahan Di Perkotaan
Ø  Pusat Produksi. Kota yang berfungsi sebagai pusat produksi, pengolahan bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi akan disalurkan kepada konsumen di sekitarnya, bahkan untuk diekspor. Contoh kota yang berfungsi sebagai pusat produksi antara lain Bandung sebagai pusat industri tekstil, Pekalongan sebagai pusat industri batik, dan Cilegon sebagai pusat industri baja.
Ø  Pusat Perdagangan. Kota yang berfungsi sebagai pusat perdagangan, contohnya DKI Jakarta.
Ø  Pusat Pemerintahan. Kota yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan atau ibukota negara. Contoh kota tersebut adalah DKI Jakarta.
Ø  Pusat Budaya. Kota yang berfungsi sebagai pusat budaya ataupun untuk mempertahankan adat istiadat agar tetap lestari. Misalnya, Yogyakarta dan Bali.
Ø  Pusat Kesehatan dan Rekreasi. Kota yang berfungsi sebagai pusat kesehatan dan rekreasi bagi penduduk di wilayah itu ataupun wilayah lain. Misalnya, Kaliurang Yogyakarta serta Ancol dan Taman Mini Indonesia Indah (DKI Jakarta).
19.  Lahan di kota lebih tinggi nilainya dibandingkan lahan di desa karena kota menyediakan sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan memadai dibandingkan di desa. Selain itu, kota memiliki berbagai pusat kegiatan manusia, seperti pusat produksi, perdagangan, perindustrian, pemerintahan, pendidikan, budaya, kesehatan dan rekreasi, sehingga kota mampu memberikan kenyamanan dan kepuasan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang majemuk. Hal tersebut menyebabkan masyarakat lebih menyukai tinggal di kota dibandingkan di desa. Permintaan akan tempat tinggal di daerah perkotaan menyebabkan nilai lahan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan.
20.  Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan pola permukiman penduduk, antara lain sebagai berikut.
Ø  Letak geografis
Ø  Kesuburan tanah
Ø  Keadaan iklim
Ø  Topografi wilayah
Ø  Jumlah penduduk
Ø  Kegiatan ekonomi penduduk




Mengetahui,                                                                            …………., ……………………..
Kepala Sekolah/Yayasan ……………..                                 Guru Geografi



____________________________                                        _________________________
NIP/NRK.                                                                               NIP/NRK.