10 June 2012

9 Tips & trik menghadapi atasan otoriter dan temperamental.


9 Tips & trik menghadapi atasan otoriter dan temperamental.

  
Atasan tipe ini sangat mendewakan jabatan dan kedudukannya, umumnya suka perintah, mau terima beres, tidak mau tahu kesulitan anak buah, susah menerima saran orang lain, takut disaingi, mau menang sendiri, sering pamer kekuasaan.
Meski memberi perintah adalah salah satu tugasnya, tapi cara mereka mengeluarkan perintah umumnya sinis. Tak heran jika bos tipe ini sering membuat anak buahnya "jantungan", stres dan tak nyaman.
Si “Bos” umumnya menakutkan dan menjengkelkan, sebab sikapnya selalu diliputi emosi dan mudah sekali "meledak". Kemarahannya akan membuat seisi kantor ciut. Sekecil apapun kesalahan yang dilakukan anak buah, akan membuatnya marah.
Saking seringnya marah, anak buahnya bahkan tidak tahu lagi apa yang membuatnya marah. Sehingga meski tidak dalam keadaan marah pun, anak buahnya akan selalu siap siaga menghadapi kemarahannya.
Punya atasan yang temperamental memang merepotkan, sebab belum apa-apa sudah sport jantung duluan. Mau ini salah, mau itu takut.

Berikut 9 tips & trik praktis cara menghadapi atasan yang otoriter dan temperamental:

1. Selalu berpikiran positif
Jadikan karakter atasan anda yang otoriter dan temperamental sebagai pemicu untuk berprestasi, gunakan sifat otoriter si atasan sebagai alat pemicu diri anda, agar bekerja lebih baik, lebih berprestasi, lebih serius, lebih mandiri, lebih focus dan lebih bisa mengurangi kesalahan.


2. Santai Saja
Gugup dan panik dapat menimbulkan kesalahan yang tidak kita inginkan diluar kendali diri kita,tetap tenang saat menghadapinya, hindari bersikap kaku dan tenang yang diperlihatkan dari ekspresi wajah Anda. Hindari memberikan ekspresi ketakutan, seperti terus menerus menunduk dan menghindari bertatapan mata dengannya.


3. Jangan Banyak Bercanda
Bersikaplah dengan pikiran terbuka dan positif, hindari membuat interupsi ucapannya terlalu sering sebab akan memicu kemarahannya. Jika ingin menyampaikan sesuatu, carilah kesempatan yang tepat. Katakan dengan suara yang tenang dan tidak terlalu cepat, tapi juga jangan terlalu lamban. Pilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan situasi serta kondisi.  Hindari membuat lelucon bila ia sedang serius, meskipun hanya sekedar untuk mencairkan suasana, tapi bila lelucon itu "tidak pas" maka bersiap-siaplah menerima semprotannya.

4. Selalu minta persetujuan
Setiap kali Anda ingin melakukan suatu pekerjaan, ingin melakukan suatu perubahan jangan lupa minta persetujuan dan pendapat bos. Sebab bos yang otoriter biasanya lebih suka jika dimintai pendapatnya. Coba untuk selalu menyamakan pendapat, sehingga Anda menemukan kecocokan dengannya.


5. Hindari konfrontasi
Jika  ingin memberi usul atau ide – ide yang  membangun, Sampaikannya pada si bos dengan cara yang tidak konfromtatif. Atasan yang otoriter, biasanya tidak suka bertele-tele. Sampaikan laporan secara singkat, padat tapi jelas. Tunjukkan bahwa Anda mampu bekerja dengan praktis tanpa mengurangi bobot pekerjaan.


6. Jangan Mengeluh
Tugas-tugas rutin sehari – hari lakukan dengan penuh tanggungjawab tanpa mengeluh di depannya. Bila ada yang kurang jelas, segera tanyakan. Atasan yang galak lebih suka anda bertanya daripada pura-pura mengerti. Menghadapi anak buah yang sering “mengeluh” dan "lamban" hanya akan membuatnya "senewen" dan tambah galak. Tapi atasan yang temperamental juga biasanya lebih "fair" dan objektif dalam menilai anak buah.


7. Jangan pernah bilang tidak bisa
Jika mendapatkan tugas yang kelihatannya mustahil untuk dikerjakan , jangan langsung memveto instruksinya. Endapkan dulu perintah atasan. Pikirkan dengan lebih jernih dan analisa berbagai kemungkinan untuk melaksanakan tugasnya. Banyak diskusi dengan orang-orang kompeten. Bila memang mustahil, atur waktu untuk bertemu dengan atas dan kemukakan kesulitan anda dengan berbagai analisa dan alasan yang kuat. Biasanya atasan seperti ini, bila dijelaskan dengan data & fakta kuat, ia akan mempertimbangkan seluruh informasi anda.


8.Tetap  hormati atasan anda
Biar bagaimanapun, tetap hargai dan hormati atasan anda. Orang yang sulit seperti ini, biasanya selalu ingin dihargai. Mereka haus akan sanjungan dan kehormatan sehingga pujilah ia sesekali, bila waktunya memang berkenan. Hargai dia, saat idenya memang brilian. Apresiasi dia juga bila dia melakukan tindakan yang tepat/melakukan tugasnya dengan sukses.


9. Pujilah bos
Orang yang 'sulit' seperti ini, biasanya selalu ingin dihargai. Mereka 'haus' akan sanjungan dan kehormatan, sehingga pujilah ia sesekali. Di lain waktu, kritiklah tindakannya yang mengganggu. Katakan kalau Anda ingin melakukan yang terbaik dan akan lebih mudah melakukannya jika kondisi lingkungan mendukung. Jangan lupa untuk menyampaikannya dengan halus dan sopan.

Sesulit apapun tipe bos yang Anda hadapi, hadapilah dengan kejelian dan kepekaan dalam mengamati perilaku dan kebiasaannya. Sehingga Anda pun akan tahu kapan harus bertindak, dan kapan harus menunda.
Ingatlah, bos yang sulit akan semakin sulit jika menghadapi bawahan yang sulit pula. Jadi, tak ada salahnya Anda menjadi bawahan yang supel tanpa harus sering-sering makan hati.
Semoga bermanfaat.


Sumber :

1 comment:

Anonymous said...

Iya bener juga sih. Tapi kalo bos yang cuma kerjaanya nyuruh dan ngerokok dan balik lagi minta laporan kerjaan udah beres belum bagaimana? Bagaimana juga kalo saya sudah berkontribusi besar untuk institusi, tapi tidak ada apresiasi apa pun untuk anak buahnya.

Malahan atasan itu yg dipuji" oleh kantor pusat. Padahal anak buahnya yang sampai muntah darah mengerjakan itu semua. Dia mah kerjaanya cuma ngerokok.

Nasib.