21 October 2012

Revitalisasi Kurikulum Sekolah 2013


Revitalisasi Kurikulum Sekolah 2013.


Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipastikan akan melakukan revitalisasi kurikulum pendidikan,pada tahun 2013. Kurikulum pendidikan yang akan diubah mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dengan kurikulum baru itu, nantinya model pembelajaran di sekolah akan lebih mengarah ke pembangunan karakter. pelajaran  siswa nantinya akan lebih ditekankan pada kontain. Cara pembelajarannya pun nanti bersifat lebih tematik. Pendidikan pembangunan karakter ini ke depan akan lebih banyak dipelajari siswa di tingkat SD, semakin naik pelajaran pendidikan karakter berkurang dan diganti dengan pelajaran keilmuan.

Kurikulum baru untuk 2013 yang saat ini sedang digodok di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan difokuskan untuk empat mata pelajaran terlebih dulu. Empat pelajaran yang kurikulumnya akan direvisi adalah Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. 

Keempat mata pelajaran tersebut dipilih karena dianggap bisa mempengaruhi rasa nasionalisme dan meningkatkan karakter generasi muda. Saat ini, pendidikan di Indonesia dirasa masih terlalu liberal.


Kurikulum ini akan mengalami banyak perubahan dibanding kurikulum sebelumnya yang dibuat tahun 2006. Selain isi pengajaran, juga diubah cara penyampaian, termasuk penyiapan dan penyediaan buku ajarnya. Kelak, empat mata pelajaran itu harus menggunakan buku yang distandarkan oleh kementerian. Sedangkan mata pelajaran lain boleh menggunakan buku pedoman berbeda, namun harus di bawah pengawasan kementerian.

Saat ini, kurikulum baru itu masih dalam tahap pematangan draf. Pematangan tak hanya melibatkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, tetapi juga merekrut anggota tim evaluasi dari perguruan tinggi dan tim independen yang berkonsentrasi di beberapa bidang mata pelajaran. Kurikulum ini akan akan mulai diuji publik sebelum Februari tahun 2013. Setelah pengujian, tentunya tak ada hambatan bagi kurikumum pendidikan yang baru untuk mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2013-2014. 


Untuk tingkatan SD penyederhanaan kurikulum pendidikan tersebut akan menekankan pada kemampuan dasar peserta didik yakni Calistung atau baca tulis hitung. Intinya, dalam revitalisasi kurikulum nanti, kemampuan dasar Calistung akan dikombinasikan dengan berbagai disiplin ilmu lainnya, tetapi tetap dalam suasana bermain. Pendekatannya lebih kepada contoh-contoh hidup, apa yang mereka lihat, dengar, alami dalam kehidupan sehari. Mata Pelajaran seperti matematika, IPA, IPS dan sebagainya digabungkan atau disederhanakan.

Dalam penyederhanaan kurikulum tersebut, pendekatan utamanya lebih kepada pendidikan karakter dan akhlak. Untuk pendidikan agama, moral menjadi bagian penting dan disandingkan atau dikombinasikan dalam Calistung. Peleburan dua mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat sekolah dasar menjadi salah satu fokus dalam proses pematangan kurikulum pendidikan nasional Kurikulum pendidikan yang baru termasuk di dalamnya rencana peleburan mata pelajaran IPA dan IPS tingkat sekolah dasar.

Alasan penggantian kurikulum ini karena banyaknya keluhan dari masyarakat. Sekolah sering dianggap sebagai beban, dari pada fungsinya sebagai media pembelajaran. "Faktor tersebut menghilangkan inti pokok sekolah yakni, hubungan antara guru dengan murid, sehingga kurikulum perlu pembaharuan.

Anak-anak kita saat ini memang cerdas secara akademis tetapi mereka cenderung tidak respek, tidak toleran, tidak hormati hukum, ugal-ugalan di jalanan dan berbagai perilaku sejenisnya yang sebenarnya bertolak belakang dengan kecerdasan yang mereka miliki.


Setiap kurikulum, terdapat muatan tiga kompetensi. Yakni skill (keahlian), knowledge (pengetahuan) dan attitude (budi pekerti). Kurikulum yang sekarang ini masih kurang tepat karena selama ini hanya fokus kepada peningkatan knowledge dan skill.

Terlalu banyak mata pelajaran yang diajarkan tidak tepat bagi para pelajar. "Para ahli mengatakan attitude terabaikan ketika mata pelajaran semakin banyak. Ke depannya kita akan menata kembali dengan mengurangi jumlah mata pelajaran".

Sumber :