22 June 2007

INTERMEZZO

JANGAN ANGGAP REMEH UANG RECEH

 
Oleh: Safir Senduk

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 652/XIII
Kalau saya anggap bahwa sebagian besar dari Anda pada saat ini masih mencicil rumah, maka sangat mungkin sekali bahwa cicilan rumah yang Anda bayar menghabiskan sekitar 30 persen dari penghasilan keluarga Anda.
Bila Anda membaca tulisan di NOVA beberapa nomor yang lalu bahwa Anda sebaiknya menabung sebelum membayar biaya hidup Anda, maka sangat mungkin pula Anda sekarang mulai melakukannya. Apa yang Anda tabung? Mungkin saja untuk pendidikan anak Anda kelak. Apakah mungkin Anda menabung sekitar 15 persen dari penghasilan Anda untuk pendidikan anak Anda kelak? Ya, sangat mungkin sekali.
Apa lagi pengeluaran yang mungkin ada? Ah, ya. Sangat mungkin sekali Anda juga membayar premi asuransi. Entah itu asuransi jiwa, kesehatan, atau kerugian (untuk rumah dan mobil Anda). Bisa saja Anda menghabiskan sekitar 20 persen dari penghasilan Anda untuk membayar asuransi-asuransi itu. CUMA "UANG RECEH"?

Sekarang mari kita berhitung. Dengan perkiraan kondisi seperti di atas, maka total pengeluaran Anda kemungkinan akan seperti di bawah ini.
UANG MASUKPenghasilan : 100 persen
UANG KELUAR Cicilan Hutang : 30 persen Tabungan Rutin : 15 persen Premi Asuransi : 20 persen Total : 65 persen dari penghasilan
Ini berarti, sebelum Anda sempat belanja kebutuhan hidup sehari-hari, atau sepasang sepatu atau pakaian, atau biaya transportasi sehari-hari, dan sebelum Anda membayar kebutuhan rekreasi, sekitar 65 persen dari penghasilan Anda sudah berkurang.
Dengan jumlah sisa penghasilan keluarga yang hanya 35 persen, Anda memutuskan untuk pergi makan ke restoran fast food. Sekali makan menghabiskan sepuluh ribu rupiah. "Ah... enggak ada masalah," begitu pikir Anda. Toh cuma sepuluh ribu ini.
Setelah mengeluarkan jumlah uang yang cukup besar untuk membayar cicilan rumah, menabung buat anak, dan membayar premi asuransi, apa bedanya keluar uang sepuluh ribu untuk makan di restoran? Toh itu cuma "uang receh" kata Anda. BEDANYA BANYAK SEKALI!
Betul. Kalau Anda keluar uang sepuluh ribu rupiah setiap hari untuk makan di restoran, atau beli cokelat, bahkan beli majalah atau apa pun, maka dalam duapuluh tahun saja Anda akan keluar uang Rp 206 juta! Itu dengan asumsi bahwa setiap tahun harga-harga naik sebesar 10 persen per tahun. Bayangkan, itu adalah jumlah "uang receh" yang Anda keluarkan setiap hari.
Karena itu, saran saya kali ini adalah: jangan meremehkan pengeluaran-pengeluaran kecil yang Anda lakukan setiap hari, sekecil apa pun. Tetap kendalikan pengeluaran dalam keluarga Anda. Kalau Anda mencicil rumah, mobil, atau menabung secara rutin untuk anak Anda setiap bulan, Anda tentunya tidak mengontrol pengeluaran tersebut setiap hari.
Tapi untuk pengeluaran-pengeluaran lainnya, maka biasanya Anda lakukan setiap hari. Karena itu, tidak ada salahnya jika pengontrolan terhadap pengeluaran-pengeluaran kecil itu juga dilakukan setiap hari.
Saya tidak menyarankan Anda untuk berhenti makan di restoran. Saya juga tidak menyarankan Anda untuk tidak membeli majalah, beli cokelat atau apa pun. Yang saya sarankan untuk Anda adalah agar Anda mengendalikan pengeluaran-pengeluaran kecil Anda. Karena bila Anda tidak mengendalikannya, maka Anda sendirilah yang akan rugi karena Anda akan mengeluarkan uang terlalu banyak untuk hal-hal yang belum tentu penting.
Nah, setiap kali Anda datang ke supermarket, restoran, toko baju, atau apa pun itu, tanyakan kepada diri Anda pertanyaan sebagai berikut: apakah pengeluaran yang saya lakukan ini akan membantu saya mencapai tujuan-tujuan keuangan saya?

MATERI EKONOMI

 
Backed Money, Fiat Money, and the Real Bills Doctrine

I. INTRODUCTION


When the Directors of the old Bank of England were accused of having allowed the pound to depreciate between 1797 and 1810, their defense was based on the Real Bills Doctrine. They stated that they had only issued money to those customers who offered good security in exchange for the money. Therefore, they claimed, the Bank had only issued as much money as the legitimate needs of business required. The Bullion Committee appointed by the House of Commons in 1810 denounced this defense as "wholly erroneous in principle" (Gilbart, 1882, p. 53). Sixty-three years later, the bankers' answers were still derided as "almost classical by their nonsense." (Bagehot, 1873, p. 86) It would be difficult to count the number of times that similar debates over the Real Bills Doctrine have flared over the centuries. A few episodes are summarized by Mints (1945, p. 9.):
The real-bills doctrine has been a most persistent one. Given its most elegant statement in all its history by Adam Smith in the Wealth of Nations, it has since served as the defense for the directors of the Bank of England during the period of the Restriction. With some changes it re-appeared as the banking principle; it was the main reliance of the agitators for banking reform in the United States before 1913; it was as comforting to the Federal Reserve Board following the depression of 1921 as it had been a century earlier to the directors of the Bank of England; more recently it has re-emerged as the doctrine of "qualitative" control of bank credit; and, quite aside from these special uses to which it has been put, it has been consistently defended throughout all these years by a large proportion of bankers and economists.
Since Mints' time, a dissident tradition opposed to the Quantity Theory (and sometimes favorable to Real-Bills principles) has been evident in the writings of Tobin (1963), Black (1970), Samuelson (1971), Wallace (1982), and Sargent and Wallace (1982). Still, most economists' attitudes toward the Real Bills Doctrine have remained far from charitable. G. A. Selgin (1989, p. 489.), for example, comments that
The dead horses of economic theory have a habit of suddenly springing back to life again, which is why it is necessary to beat them even when they appear lifeless.
In what follows I hope to revive this dead horse.
II. BACKED MONEY
Empirical studies by Sargent (1982), Smith (1985), Calomiris (1988), Siklos (1990), Bomberger and Makinen (91), and Cunningham (1992) have found that the value of money is more accurately predicted by a Real-Bills type "Backing Theory" than by the Quantity Theory. Cunningham (1992) in particular, notes that his study of Taiwan provides "clear support for the Real Bills doctrine over the Quantity Theory." These results deserve serious attention, but the Real Bills Doctrine is still widely regarded as "thoroughly discredited" (Mishkin, 1994, p. 503). One reason for this inattention is that most economists’ understanding of the Real Bills Doctrine does not go beyond the simple (and inadequate) statement that "Money issued in exchange for real bills will not be inflationary." This paper attempts to fill a clear need for an explanation of the elements of the Real Bills Doctrine, while correcting errors that have crippled past discussions.
This paper examines backed money from a Real-Bills perspective. I contend that economists have been too quick to accept the idea that what we call fiat money is actually unbacked, since it is possible for money to be inconvertible but still backed.
A. THE REAL BILLS VIEW OF BACKED MONEY
The Real Bills Doctrine holds that money issued in exchange for sufficient security (usually short-term commercial bills) will not cause inflation. For example, Figure 1 represents a bank which has taken in 100 ounces of gold on deposit and issued 100 'credits' (either bank notes or deposits), each of which is a claim to one ounce of gold.
Bank Assets Bank Liabilities 100 oz. gold 100 credits

wikipedia.com

ADMINISTRASI PBM



RENCANA PEMBELAJARAN 1





Standar Kompetensi : Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi

Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia
1.2 Mendeskripsikan berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas
1.3 Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi
1.4 Mengidentifikasi hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila melakukan produksi di bidang lain
1.5 Mengidentifikasi sistem ekonomi untuk memecahkan masalah ekonomi

Materi Pembelajaran :
· Kebutuhan manusia
· Pengertian kebutuhan
· Macam-macam kebutuhan

Berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
· pengertian kelangkaan
· faktor penyebab kelangkaan
· pengalokasian sumber daya ekonomi.

Masalah pokok ekonomi
· barang apa yang diproduksi.
· bagaimana cara memproduksi.
· untuk siapa barang diproduksi.

Biaya peluang.
· pengertian biaya peluang.
· contoh biaya peluang pada kesempatan kerja

Sistem ekonomi
· pengertian sistem eknomi
· macam-macam sistem ekonomi
· kebaikan dan kelemahan sistem ekonomi.
· cara memecahkan masalah ekonomi melalui sistem ekonomi yang dianut.
Kegiatan Pembelajaran:
· Mencari informasi tentang pengertian kebutuhan manusia melalui berbagai macam sumber.
· Mengidentifikasi bermacam-macam kebutuhan manusia di daerah setempat.
· Mendiskusikan kebutuhan manusia di daerah setempat yang paling dominan.
· Mengklasifikasikan jenis kebutuhan berdasarkan tingkatan kebutuhan

· Menggali informasi tentang kelangkaan.
· Mendiskusikan faktor penyebab kelangkaan di daerah setempat dan sekitarnya.
· Mengidentifikasi berbagai sumber ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas melalui studi pustaka di daerah setempat dan sekitarnya.
· Bersikap rasional dalam menyikapi berbagai pilihan kebutuhan.
· Mengidentifikasi barang-barang apa, bagaimana cara memproduksi dan untuk siapa barang diproduksi melalui studi
lapangan di suatu daerah

· Mengkaji referensi tentang permasalah ekonomi untuk menemukan konsep biaya peluang.
· Mendiskusikan contoh biaya peluang pada kesempatan kerja bila melakukan produksi di bidang lain.
· Mengkaji referensi tentang sistem ekonomi
· Mengidentifikasi sistem ekonomi dan cara memecahkan masalah ekonomi melalui studi lapangan
Indikator
§ Mendeskripsikan pengengertian kebutuhan.
§ Mengidentifikasi bermacam-macam kebutuhan manusia.
§ Mendeskripsikan pengertian kelangkaan
§ Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kelangkaan
§ Mengidentifikasi pengalokasian sumber daya yang mendatangkan manfaat bagi rakyat banyak.
§ Mengidentifikasi barang apa, bagaimana cara memproduksi dan untuk siapa barang diproduksi.
· Mendeskripsikan pengertian biaya peluang.
· Menunjukan contoh biaya peluang pada kesempatan kerja bila melakukan produksi di bidang lain.
· Mendeskripsikan pengertian sistem ekonomi
· Mengidentifikasi sistem ekonomi dan cara memecahkan masalah ekonomi (produksi,
Penilaian
Jenis tagihan: kuis, pertanyaan lisan, ulangan, tugas individu, tugas kelompok
Bentuk tagihan: pilihan ganda, uraian obyektif, tes tertulis, uraian bebas, jawaban singkat.

Alokasi Waktu (menit) 10 x 45 menit

Sumber/ Bahan/ Alat refrensi yang relevan pada sumber bahan











Guru Mata Pelajaran,




AGUS SUHENDI, S.Pd
NIP : 131 961 205






RENCANA PEMBELAJARAN 2





Standar Kompetensi : Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen

Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi
2.2 Mendeskripsikan Circulair Flow Diagram
2.3 Mendeskripsikan peran konsumen dan produsen
Materi Pembelajaran :
Perilaku konsumen dan produsen
· manfaat dan nilai suatu barang
· perilaku konsumen
· perilaku produsen

Arus lingkaran kegiatan ekonomi
· diagram interaksi pelaku ekonomi. (circulair flow diagram)
manfaat interaksiArus lingkaran kegiatan ekonomi
· diagram interaksi pelaku ekonomi. (circulair flow diagram)
manfaat interaksi pelaku ekonomi
Kegiatan Pembelajaran :

§ Membahas manfaat dan nilai suatu barang
§ Mendeskripsikan perilaku konsumen dan produsen melalui studi pustaka/observasi lapangan
§ Membuat model diagram interaksi pelaku ekonomi (Circulair Flow Diagram).
§ Mengkaji referensi untuk mengidentifikasi manfaat circular flow diagram bagi pengambil kebijakan ekonomi.
· mengidentifikasi manfaat circular flow diagram bagi pengambil kebijakan ekonomi.
§ Mendeskripsikan peran pelaku ekonomi (rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan masyarakat luar negeri) melalui studi pustaka
§ Menunjukan contoh peran pelaku ekonomi di masyarakat (rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan masyarakat luar negeri) melalui diskusi di kelas
Indikator :
§ Mendeskripsikan manfaat dan nilai suatu barang.
§ Mendeskripsikan perilaku konsumen dan produsen
§ Mendeskripsikan teori perilaku konsumen (tabel dan grafik)
§ Mendeskripsikan teori perilaku produsen (tabel dan grafik)
· Membuat model diagram interaksi pelaku ekonomi (Circulair Flow Diagram)
· Mengidentifikasi manfaat diagram interaksi pelaku ekonomi.
§ Mendeskripsikan peran pelaku ekonomi (rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan masyarakat luar negeri).
§ Memberi contoh peran pelaku ekonomi di masyarakat (rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan masyarakat luar negeri).



Penilaian : Jenis tagihan: kuis, pertanyaan lisan, ulangan, responsi, laporan kerja praktik, tugas individu, tugas kelompok
Bentuk tagihan; pilihan ganda, uraian obyektif, tes tertulis, uraian bebas, menjodohkan, performance, portofolio, jawaban singkat

Alokasi Waktu (menit) : 8 x 45 menit

Sumber/ Bahan/ Alat : refrensi yang relevan pada sumber bahan







Guru Mata Pelajaran,




AGUS SUHENDI, S.Pd
NIP : 131 961 205
RENCANA PEMBELAJARAN 3





Standar Kompetensi : 3. Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga keseimbangan, dan pasar

Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
3.2 Menjelaskan hukum permintaan dan hukum permintaan dan penawaran serta asumsi yang mendasarinya
3.3 Mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah keseimbangan
3.4 Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang
3.5 Mendeskripsikan pasar input
Materi Pembelajaran :
Permintaan dan Penawaran
· pengertian permintaan dan kurva permintaan.
· faktor yang mempengaruhi permintaan.
· pengertian penawaran dan kurva penawaran
· faktor yang mempengaruhi penawaran
Harga Keseimbangan
· fungsi permintaan dan penawaran.
· kurva permintaan dan penawaran.
· pengertian elastisitas dan macam-macamnya.
· menentukan elastisitas permintaan dan penawaran
· pengertian harga keseimbangan dan output
· Hukum Permintaan dan Penawaran

Pasar Barang
· pengertian pasar barang
· bentuk-bentuk pasar barang (pasar output)

Pasar Input
· pasar input (pasar faktor produksi)

Kegiatan Pembelajaran :
· Mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran melalui studi pustaka.
· Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap barang (misal : telur menjelang hari raya).
· Menggambar kurva permintaan dan penawaran dari satu daftar transaksi ( misal : telur menjelang hari raya)
· Menemukan hukum permintaan dan penawaran serta asumsi-asumsinya melalui pengkajian referensi.
· Menunjukan penerapan hukum permintaan dan penawaran terhadap barang dalam kehidupan di masyarakat (misal : jeruk pontianak).
· Menemukan fungsi permintaan dan penawaran melalui pencermatan kurva permintaan dan penawaran terhadap barang (misal jeruk pontianak).
· Mengkaji referensi untuk merumuskan pengertian elastisitas dan macam-macam elastisitas (misal : barang-barang elektronik dan barang kebutuhan pokok ).
· Memberi contoh proses terbentuknya harga dan output keseimbangan dari suatu transaksi jual beli.
· Menghitung elastisitas permintaan dan penawaran dengan menggunakan tabel, grafik dan matematis.
· Menentukan elastisitas permintaan dan penawaran melalui pengkajian referensi.
· Menentukan harga dan output keseimbangan dengan menggunakan tabel, dan grafik
· Mendeskripsikan pengertian dan bentuk pasar barang melalui kajian referensi
· Merumuskan pasar input melalui kajian referensi
· Mencari berbagai bentuk pasar melalui studi lapangan.

Indikator :
§ Mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran.
§ Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran.
§ Menggambar kurva permintaan dan penawaran.
§ penawaran serta asumsi-asumsinya
§ Memberikan contoh penerapan hukum permintaan dan penawaran dalam kehidupan di masyarakat.
§ Mendeskripsikan proses terbentuknya harga dan output dalam keadaan keseimbangan.
§ Mendeskripsikan pengertian elastisitas dan macam-macam elastisitas.
§ Menghitung elastisitas permintaan dan penawaran dengan menggunakan tabel, grafik dan matematis
§ Mendeskripsikan proses terbentuknya harga dan output keseimbangan dan menggambarkan grafiknya.
§ Menghitung harga dan output dalam keadaan keseimbangan
§ Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar output (pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna).
§ Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar input


Penilaian : Jenis tagihan: kuis, pertanyaan lisan, ulangan, responsi, laporan kerja praktik, tugas individu, tugas kelompok
Bentuk tagihan; pilihan ganda, uraian obyektif, tes tertulis, uraian bebas, menjodohkan, performance, portofolio, jawaban singkat

Alokasi Waktu (menit) : 12 x 45 menit

Sumber/ Bahan/ Alat : refrensi yang relevan pada sumber bahan







Guru Mata Pelajaran,




AGUS SUHENDI, S.Pd
NIP : 131 961 205






RENCANA PEMBELAJARAN 4





Standar Kompetensi : 4. Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi

Kompetensi Dasar :
4.1 Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro
4.2 Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
Materi Pembelajaran :
Ekonomi Mikro dan Makro
· pengertian ekonomi mikro dan ekonomi makro
· perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro

Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
· kemiskinan
· pemerataan pendapatan

Kegiatan Pembelajaran :

· Mendeskripsikan pengertian ekonomi mikro dan ekonomi makro melalui kajian referensi.
· Mendiskusikan Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro di kelas
· Menunjukan contoh dimasyarakat tentang ekonomi mikro dan ekonomi makro dalam diskusi.
· Menyimpulkan hasil diskusi tentang ekonomi mikro dan ekonomi makro
· Mengidentifikasi Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi melalui observasi lingkungan siswa. (kemiskinan,pemerataan pendapatan).
· Mencari pemecahan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi dalam diskusi.
· Mengkomunikasikan hasil diskusi.

Indikator :
· Mendeskripsikan pengertian ekonomi mikro dan ekonomi makro
· Mendeskripsikan perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
· Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro (misal usaha industri kecil) dan ekonomi makro (misal inflasi, pendapatan nasional dll)
· Mengidentifikasi Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi (kemiskinan,pemerataan pendapatan).
· Mencari pemecahan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi.

Penilaian : Jenis tagihan: pertanyaan lisan, ulangan, laporan kerja praktik, tugas individu, tugas kelompok
Bentuk tagihan: uraian obyektif, tes tertulis, uraian bebas
Alokasi Waktu (menit) : 6 x 45 menit

Sumber/ Bahan/ Alat : refrensi yang relevan pada sumber bahan







Guru Mata Pelajaran,




AGUS SUHENDI, S.Pd
NIP : 131 961 205






RENCANA PEMBELAJARAN 5





Standar Kompetensi : 5. Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional (PN)

Kompetensi Dasar :
5.1 Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, PN
5.2 Menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional
5.3 Membandingkan PDB dan pendapatan perkapita Indonesia dengan negara lain
5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi

Materi Pembelajaran :
Pendapatan Nasional
· pengertian pendapatan nasional
§ konsep PDB, PDRB, PNB, PN(NNI), PI, dan DI
§ cara penghitungan pendapatan nasional

Perhitungan pendapatan nasional
· manfaat perhitungan pendapatan nasional
§ menghitung pendapatan nasional menggunakan pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran




PDB dan pendapatan perkapita
§ membandingkan PDB dan Pendapatan perkapita Indonesia dengan negara lain.

Inflasi
· pengertian inflasi.
· sebab dan cara mengatasi inflasi.
· dampak inflasi

Indeks Harga
· indeks harga konsumen dan produsen
· menghitung inflasi dengan indeks harga

Kegiatan Pembelajaran :

§ Merumuskan pengertian PDB, PDRB, PNB, PN(NNI), PI, pendapatan disposibel (DI), melalui pengkajian referensi
§ Menghitung pendapatan perkapita berdasarkan data BPS
§ Mengidentifikasi manfaat perhitungan pendapatan nasional dengan mengkaji sumber referensi di kelas
§ Menunjukan perbedaan metode perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi , pendapatan, dan pengeluaran melalui pengkajian referensi.
§ Mengkaji referensi untuk membandingkan PDB dan Pendapatan perkapita Indonesia dengan negara lain.
· Mengkaji referensi tentang inflasi.
· Mengidentifikasi sebab-sebab timbulnya inflasi dan cara mengatasinya melalui pengkajian referensi.
· Mengumpulkan informasi terhadap pegawai negeri dan
· swasta di lingkungan sekitar siswa untuk mengetahui dampak inflasi yang mereka alami.
· Mencari data tentang perkembangan harga kebutuhan pokok di lingkungan siswa, dan menghitung inflasi dengan indeks harga produsen dan konsumen

Indikator :

§ Mendeskripsikan konsep PDB, PNB, PNN, PI, pendapatan disposibel (disposible income)

§ Menghitung pendapatan per kapita.
§ Mengidentifikasi manfaat perhitungan pendapatan nasional
§ Menghitung pendapatan nasional menggunakan pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran
§ Membedakan metode perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan, produksi dan pengeluaran.
§ Membandingkan PDB dan pendapatan perkapita Indonesia dengan negara lain.
§ Mendeskripsikan pengertian inflasi.
§ Mengidentifikasi sebab-sebab timbulnya inflasi dan cara mengatasinya
§ Mengumpulkan informasi terhadap pegawai negeri dan swasta untuk mengetahui dampak inflasi .
· Mendeskripsikan indeks harga konsumen dan produsen
· Menghitung inflasi dengan indeks harga produsen dan konsumen.

Penilaian :
Jenis tagihan: pertanyaan lisan, ulangan, tugas individu, tugas kelompok
Bentuk tagihan; pilihan ganda, uraian obyektif, tes tertulis, uraian bebas.

Alokasi Waktu (menit) : 8 x 45 menit

Sumber/ Bahan/ Alat : refrensi yang relevan pada sumber bahan







Guru Mata Pelajaran,




AGUS SUHENDI, S.Pd
NIP : 131 961 205




RENCANA PEMBELAJARAN 6





Standar Kompetensi : 6. Memahami konsumsi dan investasi
Kompetensi Dasar :
6.1 Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
6.2 Mendeskripsikan kurva permintaan investasi

Materi Pembelajaran :
Penerapan fungsi matematika dalam ekonomi
§ Fungsi Konsumsi
§ Fungsi Tabungan
§ Kurva Permintaan Investasi

Kegiatan Pembelajaran :
§ Mengkaji referensi untuk menentukan harga, out put keseimbangan, laba / rugi dan produksi optimum dengan fungsi matematis dan dan menggunakan tabel dan grafik.
§ Mengkaji referensi tentang kurva permintaan investasi


Indikator :
· Menggunakan fungsi konsumsi dan cara menggambarkannya
· Menggunakan fungsi tabungan dan cara menggambarkannya
· Memberi contoh beberapa penggunaan fungsi matematis dan statistik dalam analisis ekonomi




Penilaian :
Jenis tagihan: pertanyaan lisan, ulangan, tugas individu, tugas kelompok
Bentuk tagihan; pilihan ganda, uraian obyektif, tes tertulis, uraian bebas.

Alokasi Waktu (menit) : 10 x 45 menit

Sumber/ Bahan/ Alat : refrensi yang relevan pada sumber bahan







Guru Mata Pelajaran,




AGUS SUHENDI, S.Pd
NIP : 131 961 205











RENCANA PEMBELAJARAN 7



Standar Kompetensi : 7. Memahami uang dan perbankan
Kompetensi Dasar :
7.1 Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang
7.2 Membedakan peran bank umum dan bank sentral
7.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang moneter
Materi Pembelajaran :
Permintaan dan penawaran uang
§ pengertian permintaan dan penawaran uang
§ faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang

Bank
§ pengertian bank
§ peran bank umum dan bank sentral
§ lembaga keuangan bukan bank
· Penerapan fungsi matematika dalam ekonomi
§ kredit.

Kebijakan pemerintah di bidang moneter
· Kebijakan moneter.




Kegiatan Pembelajaran :
· pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang melalui kajian referensi
· Mendiskusikan jenis, fungsi, serta cara memanfaatkan produk bank dan lembaga keuangan lainnya dalam kehidupan sehari-hari melalui kajian referensi/studi lapangan.
· Mengkaji referensi tentang pengertian kredit, persyaratan yang harus dimiliki calon penerima kredit, kebaikan kredit dan keburukan kredit.
· Merumuskan kebijakan moneter dengan mengkaji sumber bahan

Indikator :
§ Mendeskripsikan pengertian permintaan dan penawaran uang
§ Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang
· Menguraikan fungsi bank sentral, bank umum, bank syariah dan bank perkreditan rakyat.
· Mengidentifikasi cara-cara memanfaatkan produk bank dalam kehidupan sehari-hari.
· Mendeskripsikan konsep kredit.
· Menguraikan persyaratan yang harus dimiliki calon penerima kredit ( 5 C).
· Menentukan pengaruh jumlah uang beredar terhadap tingkat harga
· Mendeskripsikan kebijakan moneter

Penilaian :
Jenis tagihan: ulangan, laporan kerja praktik, tugas individu, tugas kelompok
Bentuk tagihan; pilihan ganda, uraian obyektif, tes tertulis, uraian bebas, portofolio.

Alokasi Waktu (menit) : 8 x 45 menit

Sumber/ Bahan/ Alat : refrensi yang relevan pada sumber bahan





Guru Mata Pelajaran,




AGUS SUHENDI, S.Pd
NIP : 131 961 205




RENCANA
PELAJARAN






Disusun oleh :

AGUS SUHENDI, S.Pd
NIP : 131 961 205






















SEMESTER 2






SEMESTER 1
Sumber bahan : A. Boediono. (1990), Ekonomi mikro, Yogyakarta: BPFEB. Hadjam, Adnan.(1984). Pengantar ekonomi mikro dan soal-soal latihan, Yogyakarta: BPFE.C. Samuelson, Paul A. & Nordhaus, Willam D. (1985). Economics, New York: McGraw-Hill Book Company. D. Sudarman, Ari, (1996). Teori ekonomi mikro, Jilid I, Yogyakarta: BPFE.E. Ace Partadiredja. (1985). Pengantar ekonomika. Yogyakarta: BPFEF. Danoewikarsa D. (1977). Tanya-jawab tentang koperasi. Jakarta: Departemen Koperasi. G. Dornbusch, R. and Fischer, S, (1992). Macroeconomics. (Terjemahan), Jakarta: Erlangga.H. Dumairy, (1996). Matematika terapan untuk bisnis dan ekonomi. Yogyakarta: BPFE.I. Irawan dan Suparmoko, M.,(1981). Ekonomi pembangunan. Yogyakarta: BPFE.J. Lindert, Peter H and Kindleberger, Charles P, (1986). International economics. (Terjemahan), Jakarta: Erlangga.K. Naisbitt, John (1994). Global Paradox (alih bahasa: Budijanto), Jakarta: Binarupa AksaraL. Nopirin, (1999). Ekonomi internasional. Yogyakarta: BPFE.M. Soediyono, R., (1987). Ekonomi internasional: Pengantar lalu-lintas pembayaran internasional. Yogyakarta: Liberty.N. Sukirno, Sadono, (1985). Ekonomi pembangunan: proses, masalah, dan dasar kebijaksanaan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. O. Bank Indonesia, sebuah pengantar, Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Agustus 2004P. Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2004

Remunerasi Guru


Sistem Remunerasi Guru Akan Disempurnakan




Jakarta, Kompas
 Pemerintah mengakui bahwa selama ini perlakuan terhadap para guru dirasakan tidak adil karena kemampuan khusus mereka seakan tak diakui, bahkan disamakan dengan jenis pekerjaan yang tak menuntut keahlian. Oleh sebab itu, pemerintah akan menyempurnakan sistem remunerasi bagi guru secara bertahap.
Diharapkan pada tahun 2003 usaha tersebut sudah bisa dirasakan oleh para guru. Perbaikan kesejahteraan itu terpaksa dilakukan bertahap mengingat perubahan sistem secara total berarti mengubah segala hal, termasuk soal pensiunan guru. Adapun untuk jangka pendek, upaya peningkatan kesejahteraan guru dilakukan lewat perbaikan penghasilan, misalnya dengan menaikkan tunjangan fungsional mereka.
Asisten Deputi Urusan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia Aparatur pada Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menneg PAN) Nuraida Mokhsen mengemukakan hal ini dalam seminar pendidikan bertema "Guru Sang Pembebas: Membidik Sistem Pendidikan Masa Depan" di Jakarta, Senin (7/1). Seminar yang diadakan Lembaga Advokasi Pendidikan, Forum Guru Honorer Indonesia, Forum Aksi Guru Indonesia, dan Solidamor itu dihadiri guru dari Jakarta dan sekitarnya. Seminar juga menghadirkan Boediono (Kepala Balitbang Departemen Pendidikan Nasional), Utomo Dananjaya (Yayasan ParamadinaMulya), dan Dharmaningtyas (pengamat sekaligus praktisi pendidikan). 

Perlu sistem tersendiri 

Sebagai gambaran, saat ini besaran gaji pokok guru terendah (lulusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar/PGSD dengan masa kerja 0 tahun) adalah Rp 667.300 per bulan dan tertinggi-mereka yang berpendidikan S-1 dengan masa kerja di atas 30 tahun
Rp. 1,5 juta. Adapun tunjangan tenaga kependidikan berkisar antara Rp 112.500 (golongan II) hingga         Rp 175.000 (golongan IV)-penghasilan guru per bulan berada pada rentangan Rp 887.400 hingga              Rp 1.739.200.
Bagi guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah, mereka dapat tunjangan jabatan antara   Rp 237.500 (terendah) sampai Rp 400.000 (tertinggi). Dengan demikian, penghasilan tertinggi seorang guru senior yang menjadi kepala sekolah besarnya Rp 2.139.200 per bulan. Angka ini masih jauh di bawah penghasilan pejabat eselon Ia yang memiliki masa kerja lebih sedikit, sebab tunjangan jabatan mereka sudah mencapai Rp 4,5 juta per bulan, belum termasuk gaji pokok dan tunjangan lainnya.
Selain itu, ketidakadilan perlakuan atas para guru yang mengajar di sekolah dasar dan menengah dibandingkan perlakuan pemerintah kepada dosen dan pegawai negeri sipil lain juga mendapat sorotan dari peserta seminar. Mereka minta agar pemerintah segera membuat sistem penggajian guru tersendiri yang berbeda dengan pegawai lain. Peserta juga meminta segera diwujudkannya undang-undang perlindungan guru.
Menanggapi tuntutan tersebut, Nuraida menyatakan bahwa Kantor Menneg PAN kini sedang menyiapkan upaya penyempurnaan sistem remunerasi itu. "Tim yang beranggota semua pihak itu baru dibentuk, tetapi di antara anggota tim belum sempat bertemu untuk membicarakan perubahan sistem yang dimaksud," katanya.
Ada dua alternatif penyempurnaan sistem remunerasi guru. Pilihannya adalah memiliki sistem sendiri atau merupakan bagian dari pegawai negeri sipil (PNS), tetapi harus direformasi dengan memperhatikan asas keadilan serta didasarkan pada kompetensi dan tanggung jawab, sehingga bisa menempatkan peningkatan kesejahteraan guru sesuai jabatan mereka. 

Hanya gaji dan tunjangan
Nuraida mengakui, selama ini gaji guru sama dengan pangkatnya namun terpisah dengan jabatannya. Alhasil, kenyataan di lapangan seperti tidak ada bedanya antara kesejahteraan guru dengan juru ketik di departemen. "Padahal, menjadi guru lebih sulit," demikian Nuraida. Ia juga mengakui bahwa penghasilan tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang kepala sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) berpangkat IVe dengan masa kerja di atas 30 tahun masih jauh berada di bawah penghasilan pejabat eselon IIa dengan pangkat dan masa jabatan lebih rendah.
Di luar itu, tak seperti PNS lain yang masih menerima berbagai jenis honorarium selain gaji pokok dan tunjangan, penghasilan para guru umumnya hanya berupa gaji dan tunjangan. Guru juga tak menerima fasilitas apa-apa selain pemeliharaan kesehatan dan iuran pensiun. Adanya perlakuan tidak adil ini dirasakan juga ikut mempengaruhi motivasi guru untuk meningkatkan kompetensi serta prestasinya.
Nuraida mengingatkan bahwa remunerasi mempunyai pengertian lebih luas daripada gaji, sebab remunerasi mencakup segala bentuk imbalan yang diberikan kepada pegawai secara langsung maupun tidak langsung, baik dalam bentuk tunai maupun barang.
Sistem remunerasi PNS yang berlaku adalah berdasarkan pada sistem gabungan. Gaji pokok ditetapkan berdasarkan sistem skala tunggal, dalam arti gaji yang diberikan kepada pegawai dengan pangkat yang sama tanpa memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan serta tanggung jawab masing-masing. Selain gaji pokok, PNS juga menerima tunjangan jabatan yang besarnya didasarkan pada jenis dan tingkat jabatannya.
Adapun tunjangan jabatan dibedakan atas tunjangan jabatan struktural dan tunjangan jabatan fungsional. Kini besarnya tunjangan jabatan struktural berkisar antara Rp 120.000 (eselon Vb) dan Rp 4,5 juta (eselon Ia). Sementara besarnya tunjangan fungsional juga sangat bervariasi, mulai dari Rp 20.000 (terendah) sampai Rp 2,5 juta (tertinggi) per bulan. (tri)