9 Tips & trik menghadapi atasan otoriter dan temperamental.
Atasan tipe
ini sangat mendewakan jabatan dan kedudukannya, umumnya suka perintah, mau
terima beres, tidak mau tahu kesulitan anak buah, susah menerima saran orang
lain, takut disaingi, mau menang sendiri, sering pamer kekuasaan.
Meski
memberi perintah adalah salah satu tugasnya, tapi cara mereka mengeluarkan
perintah umumnya sinis. Tak heran jika bos tipe ini sering membuat anak buahnya
"jantungan", stres dan tak nyaman.
Si “Bos” umumnya
menakutkan dan menjengkelkan, sebab sikapnya selalu diliputi emosi dan mudah
sekali "meledak". Kemarahannya akan membuat seisi kantor ciut.
Sekecil apapun kesalahan yang dilakukan anak buah, akan membuatnya marah.
Saking
seringnya marah, anak buahnya bahkan tidak tahu lagi apa yang membuatnya marah.
Sehingga meski tidak dalam keadaan marah pun, anak buahnya akan selalu siap
siaga menghadapi kemarahannya.
Punya atasan
yang temperamental memang merepotkan, sebab belum apa-apa sudah sport jantung
duluan. Mau ini salah, mau itu takut.
Berikut 9
tips & trik praktis cara menghadapi atasan yang otoriter dan temperamental:
1. Selalu berpikiran positif
Jadikan karakter
atasan anda yang otoriter dan temperamental sebagai pemicu untuk berprestasi, gunakan
sifat otoriter si atasan sebagai alat pemicu diri anda, agar bekerja lebih
baik, lebih berprestasi, lebih serius, lebih mandiri, lebih focus dan lebih
bisa mengurangi kesalahan.
2. Santai Saja
Gugup dan panik
dapat menimbulkan kesalahan yang tidak kita inginkan diluar kendali diri kita,tetap
tenang saat menghadapinya, hindari bersikap kaku dan tenang yang diperlihatkan
dari ekspresi wajah Anda. Hindari memberikan ekspresi ketakutan, seperti terus
menerus menunduk dan menghindari bertatapan mata dengannya.
3. Jangan Banyak Bercanda
Bersikaplah
dengan pikiran terbuka dan positif, hindari membuat interupsi ucapannya terlalu
sering sebab akan memicu kemarahannya. Jika ingin menyampaikan sesuatu, carilah
kesempatan yang tepat. Katakan dengan suara yang tenang dan tidak terlalu
cepat, tapi juga jangan terlalu lamban. Pilih kata-kata yang tepat dan sesuai
dengan situasi serta kondisi. Hindari membuat
lelucon bila ia sedang serius, meskipun hanya sekedar untuk mencairkan suasana,
tapi bila lelucon itu "tidak pas" maka bersiap-siaplah menerima
semprotannya.
4. Selalu minta persetujuan
Setiap kali
Anda ingin melakukan suatu pekerjaan, ingin melakukan suatu perubahan jangan
lupa minta persetujuan dan pendapat bos. Sebab bos yang otoriter biasanya lebih
suka jika dimintai pendapatnya. Coba untuk selalu menyamakan pendapat, sehingga
Anda menemukan kecocokan dengannya.
5. Hindari konfrontasi
Jika ingin memberi usul atau ide – ide yang membangun, Sampaikannya pada si bos dengan
cara yang tidak konfromtatif. Atasan yang otoriter, biasanya tidak suka
bertele-tele. Sampaikan laporan secara singkat, padat tapi jelas. Tunjukkan
bahwa Anda mampu bekerja dengan praktis tanpa mengurangi bobot pekerjaan.
6. Jangan Mengeluh
Tugas-tugas
rutin sehari – hari lakukan dengan penuh tanggungjawab tanpa mengeluh di
depannya. Bila ada yang kurang jelas, segera tanyakan. Atasan yang galak lebih
suka anda bertanya daripada pura-pura mengerti. Menghadapi anak buah yang
sering “mengeluh” dan "lamban" hanya akan membuatnya "senewen"
dan tambah galak. Tapi atasan yang temperamental juga biasanya lebih
"fair" dan objektif dalam menilai anak buah.
7. Jangan pernah bilang tidak bisa
Jika
mendapatkan tugas yang kelihatannya mustahil untuk dikerjakan , jangan langsung
memveto instruksinya. Endapkan dulu perintah atasan. Pikirkan dengan lebih
jernih dan analisa berbagai kemungkinan untuk melaksanakan tugasnya. Banyak
diskusi dengan orang-orang kompeten. Bila memang mustahil, atur waktu untuk
bertemu dengan atas dan kemukakan kesulitan anda dengan berbagai analisa dan
alasan yang kuat. Biasanya atasan seperti ini, bila dijelaskan dengan data
& fakta kuat, ia akan mempertimbangkan seluruh informasi anda.
8.Tetap hormati atasan anda
Biar
bagaimanapun, tetap hargai dan hormati atasan anda. Orang yang sulit seperti
ini, biasanya selalu ingin dihargai. Mereka haus akan sanjungan dan kehormatan
sehingga pujilah ia sesekali, bila waktunya memang berkenan. Hargai dia, saat
idenya memang brilian. Apresiasi dia juga bila dia melakukan tindakan yang
tepat/melakukan tugasnya dengan sukses.
9. Pujilah bos
Orang yang
'sulit' seperti ini, biasanya selalu ingin dihargai. Mereka 'haus' akan
sanjungan dan kehormatan, sehingga pujilah ia sesekali. Di lain waktu, kritiklah
tindakannya yang mengganggu. Katakan kalau Anda ingin melakukan yang terbaik
dan akan lebih mudah melakukannya jika kondisi lingkungan mendukung. Jangan
lupa untuk menyampaikannya dengan halus dan sopan.
Sesulit
apapun tipe bos yang Anda hadapi, hadapilah dengan kejelian dan kepekaan dalam
mengamati perilaku dan kebiasaannya. Sehingga Anda pun akan tahu kapan harus
bertindak, dan kapan harus menunda.
Ingatlah,
bos yang sulit akan semakin sulit jika menghadapi bawahan yang sulit pula.
Jadi, tak ada salahnya Anda menjadi bawahan yang supel tanpa harus
sering-sering makan hati.
Semoga
bermanfaat.
Sumber :
1 comment:
Iya bener juga sih. Tapi kalo bos yang cuma kerjaanya nyuruh dan ngerokok dan balik lagi minta laporan kerjaan udah beres belum bagaimana? Bagaimana juga kalo saya sudah berkontribusi besar untuk institusi, tapi tidak ada apresiasi apa pun untuk anak buahnya.
Malahan atasan itu yg dipuji" oleh kantor pusat. Padahal anak buahnya yang sampai muntah darah mengerjakan itu semua. Dia mah kerjaanya cuma ngerokok.
Nasib.
Post a Comment