24 April 2011

Geografi SMP VII RPP 13



GEOGRAFI VII RPP 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan                  : SMP .........................................................................
Mata Pelajaran                        : Geografi
Kelas/ Semester                       : VII (tujuh)/ 1 (satu)
Standar Kompetensi               : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia
Kompetensi Dasar                   : 1.1. Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan
Indikator                                 : Mengidentifikasikan dampak positif dan dampak negatif adanya tenaga endogen dan eksogen terhadap muka bumi
Alokasi Waktu                        : 1x45 menit

A.    Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu untuk:
-          Menganalisis dampak tenaga endogen dan eksogen terhadap perubahan muka bumi

B.     Materi Pembelajaran
Upaya penanggulangan dampak negatif proses alam endogen dan eksogen

C.     Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, penugasan.

D.    Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga belas
1.      Kegiatan Pendahuluan: 5 menit
·         Memberi salam dan mengabsen.
·         Apersepsi materi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menanyakan siswa tentang kegiatan manusia yang berdampak negatif terhadap muka bumi.
2.      Kegiatan Inti: 15 menit
·         Guru menayangkan gambar atau foto tentang perubahan muka bumi sebagai dampak negatif tenaga endogen dan eksogen.
·         Tanya jawab tentang upaya penanggulangan dampak tenaga endogen dan eksogen.
3.      Kegiatan Penutup: 25 menit
·         Menarik kesimpulan materi.
·         Secara individu, siswa mengerjakan soal evaluasi semester 1 pada buku sumber (hal 36).

E.     Sumber/ Bahan/ Alat Belajar
-          Kurikulum KTSP dan perangkatnya
-          Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMP - ESIS
-          Buku sumber Geografi SMP – ESIS
-          Buku-buku penunjang yang relevan
-          Gambar atau foto dampak negatif akibat tenaga endogen dan eksogen
-          OHP/ Slide Proyektor
-          Internet

F.      Penilaian
Penilaian Tes tertulis         : - Pilihan ganda hal 36 – 37 (skor 2 s/d 40)
                                                  - Uraian hal 38 (skor setiap soal benar 6, mendekati benar 2)

Kunci Jawaban Evaluasi Semester 1
A.

1.      d
2.      a
3.      b
4.      d
5.      b
6.      b
7.      b
8.      c
9.      a
10.  b
11.  a
12.  b
13.  b
14.  d
15.  d
16.  d
17.  c
18.  a
19.  c
20.  b


B.
1.      Pembagian struktur bumi secara fisik, yaitu litosfer dan astenosfer.
Ø  Litosfer merupakan lapisan teratas yang meliputi kerak bumi dan bagian atas dari mantel bumi (ketebalan 100 – 200 km). Litosfer merupakan bagian yang padat, solid, tetapi mudah patah. Litosfer bergerak terapung di atas astenosfer.
Ø  Astenosfer merupakan lapisan cair di bawah litosfer. Lapisan ini meliputi mantel bawah dan inti luar bumi.
2.      Menurut penyebabnya, pelapukan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
-          Pelapukan biologi merupakan pelapukan yang disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup. Pelapukan biologi dapat juga disertai oleh kegiatan pelapukan kimia.
-          Pelapukan fisika terjadi jika batuan dihancurkan oleh proses fisika tanpa mengubah komposisinya. Pelapukan fisika, umumnya disebabkan oleh pengaruh sinar matahari dan perubahan temperatur.
-          Pelapukan kimiawi merupakan proses penghancuran massa batuan yang disertai perubahan struktur kimiawi batuan tersebut. Pelapukan kimia akan berlangsung lebih efektif, bila luas permukaan batuan semakin besar. Pelapukan kimia juga akan lebih cepat terjadi di daerah beriklim panas dan basah.
3.      Tipe gunung api, antara lain sebagai berikut.
·         Gunung api kerucut atau strato dihasilkan dari letusan eksplosif dan efusif secara bergantian. Contoh gunung api strato di Indonesia, antara lain Gunung Kerinci, Gunung Dempo, Gunung Pangrango, Gunung Merbabu, dan Gunung Batur. Gunung api strato yang terkenal di dunia, antara lain Gunung Fuji (Jepang), Gunung Vesuvius dan Gunung Etna (Italia), serta Gunung St. Helens (Amerika Serikat).
·         Gunung api perisai merupakan gunung api yang beralas sangat luas dengan lereng yang sangat landai. Gunung api perisai terbentuk dari lelehan lava yang cair (encer). Indonesia tidak memiliki gunung api berbentuk perisai. Contoh gunung api perisai yang terkenal di dunia berada di Kepulauan Hawaii, antara lain Gunung Mauna Loa, Gunung Mauna Kea, dan Gunung Kilauea.
·         Gunung api corong atau maar adalah gunung api yang terjadi karena letusan sebuah dapur magma yang dangkal dan memiliki volume relatif kecil. Gunung api maar hanya mengalami satu kali erupsi, kemudian aktivitas gunung api tersebut berhenti. Bentuk gunung api ini seperti tanggul melingkar. Lereng gunung api tipe ini tidak terlalu curam. Bagian tengah gunung api maar berupa sebuah cekungan dengan alas yang kedap air. Apabila terisi air hujan, maka cekungan tersebut akan membentuk danau. Contoh danau hasil bentukan gunung api maar, antara lain Ranu Klakah di lereng Gunung Lamongan dan Gunung Tambora di Nusa Tenggara.
4.      Karena aktivitas manusia selalu memanfaatkan alam sebagai alat pemuas kebutuhan manusia, seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, dan kebutuhan tersier lainnya. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut memerlukan sumber daya yang diambil dari alam. Dalam memanfaatkan alam sebagai sumber daya utama dalam memenuhi kebutuhannya, manusia seringkali tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan. Akibatnya, alam mengalami kerusakan yang lambat laun semakin parah. Pencemaran dan polusi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti penggunaan kendaraan bermotor, serta penggunaan alat-alat rumah tangga yang tidak ramah lingkungan semakin memperburuk keadaan alam dan keseimbangan ekosistem.
5.      Mass wasting merupakan peristiwa gerakan massa batuan, tanah, lumpur atau material lepasan lainnya akibat pengaruh gravitasi. Mass wasting terjadi jika kekuatan gaya gravitasi melebihi kekuatan ikatan material. Berdasarkan pengamatan lapangan, peristiwa mass wasting dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
  • Kondisi alamiah material (material lepasan atau material yang saling berikatan).
  • Kadar air yang terkandung dalam material.
  • Kemiringan dan kestabilan lereng.
Peristiwa mass wasting juga dapat dipicu oleh gempa bumi, banjir, atau peristiwa geologi lainnya.
6.      Proses terbentuknya gugus pasir disebabkan oleh terbawanya pasir dan debu-debu dari pegunungan oleh angin yang kemudian diendapkan di daerah yang lebih rendah, sehingga terbentuk gosong pasir atau gugus pasir.
7.      Karena erosi yang terjadi pada air terjun sangat besar dan cepat, sehingga erosi yang terjadi disebut erosi mudik.
8.      Jenis-jenis batuan metamorf berdasarkan prosesnya, antara lain sebagai berikut.
Ø  Batuan metamorf kontak adalah batuan metamorf yang terbentuk karena adanya pemanasan dan perubahan secara kimia oleh intrusi  magma panas.
Ø  Batuan metamorf terkubur adalah batuan metamorf yang terbentuk sebagai hasil pemendaman cekungan sedimen yang dalam.
Ø  Batuan metamorf regional adalah batuan metamorf yang terbentuk karena adanya tekanan dan temperatur yang sangat tinggi dan disertai tumbukan, penghujaman, atau pemekaran lempeng bumi.
Contoh batuan metamorf, antara lain marmer, kuarsa, dan jade.
9.      Sesar adalah patahan yang terjadi di sepanjang kerak bumi yang mengalami pergerakan. Sesar umumnya disebabkan oleh tiga macam gaya, meliputi tekanan, tegangan, dan gesekan. Gaya-gaya penyebab sesar seringkali ditemukan di wilayah batas lempeng.
10.  Siklus batuan:
1)      Magma yang mengalami proses pendinginan di lapisan dalam atau di atas permukaan bumi, terjadilah proses pembekuan magma menjadi batuan beku dalam dan luar.
2)      Batuan beku mengalami pengangkatan ke permukaan bumi. Batuan tersebut kemudian mengalami pelapukan dan erosi, kemudian diendapkan di tempat lain.
3)      Material yang diendapkan mengalami proses litifikasi (pembentukan batuan). Material tersebut menjadi batuan sedimen.
4)      Batuan sedimen dan batuan beku mengalami pemanasan dan memperoleh tekanan yang tinggi. Proses tersebut menghasilkan batuan malihan (metamorf).
5)      Batuan metamorf ada yang bersinggungan dengan magma. Batuan metamorf yang mengalami pemanasan sangat tinggi tersebut akan meleleh dan berubah kembali menjadi magma.
Demikian proses tersebut terjadi secara terus menerus.


Mengetahui,                                                                            …………., ……………………..
Kepala Sekolah/Yayasan ……………..                                 Guru Geografi


____________________________                                        _________________________
NIP/NRK.                                                                               NIP/NRK.

No comments: