02 April 2011

Sejarah SMA X RPP8




SEJARAH X RPP8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SMA/MA.                               : ………………………………………………..
Mata Pelajaran                        : Sejarah
Kelas/Semester                        : X/1
Standar Kompetensi               : 1.  Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar                   : 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat
                                                         Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator                                 : - Mengidentifikasi perkembangan penulisan sejarah di
                                                    Indonesia
                                                  - Memberikan contoh lima unsur tradisi dan sistem
                                                     kebudayaan manusia
Alokasi Waktu                        : 1x45 menit

A.    Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu untuk:
  • Mengidentifikasi perkembangan penulisan sejarah di Indonesia

B.     Materi Pembelajaran
  • Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia

C.     Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas portofolio

D.    Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1.      Kegiatan Pendahuluan
·         Apersepsi guru menanyakan peserta didik mengenai Babad Tanah Jawi.
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.      Kegiatan Inti
·         Guru menjelaskan materi perkembangan penulisan sejarah di Indonesia (hal 55 – 59).
·         Peserta didik secara berkelompok membuat portofolio berupa uraian pendapat dan alasan-alasan mengenai lima unsur tradisi dan sistem kepercayaan manusia di dalam struktur dan pola kehidupan leluhur peserta didik (Analisis hal 59).
3.      Kegiatan Penutup
·         Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.
·         Menarik kesimpulan materi.
·         Evaluasi dengan mengerjakan soal pilihan ganda (hal 60 – 62 no. 1 – 20) dan soal uraian (hal 62 no. 1 – 10).

E.     Sumber Belajar
  • Kurikulum KTSP dan perangkatnya
  • Pedoman Khusus Pengembangan Silabus KTSP SMA - ESIS
  • Buku sumber Sejarah SMA – ESIS (hal 55 – 62)
  • Peta konsep
  • OHP
  • Buku-buku penunjang yang relevan
  • Internet

F.      Penilaian
·         Penilaian Tes tertulis   : - Pilihan ganda hal 24 – 26 (skor 2 s/d 40)
                                      - Uraian hal 26 (skor setiap soal benar 6 tetapi bila mendekati 3)

Kunci Jawaban
A.
1.   e                            11. a
2.   a                            12. e
3.   c                            13. a
4.   a                            14. d
5.   d                            15. b
6.   c                            16. d
7.   a                            17. c
8.   c                            18. c
9.   a                            19. d
10. c                            20. b

B.
1.   Ciri-ciri dari tradisi lisan adalah:
-          Pesan-pesan disampaikan secara lisan, baik melalui ucapan, nyanyian maupun            musik.
-          Tradisi lisan berasal dari generasi sebelum generasi sekarang (paling sedikit satu            generasi sebelumnya). Hal itu menunjukkan fungsi pewarisan pada tradisi lisan.
2.   Dua dimensi kisah dan cerita dalam tradisi lisan adalah:
-          Dimensi kisah, berupa kisah perorangan atau kelompok adalah kisah tentang           kejadian di sekitar kehidupan kelompok. Inti kisah ini sebenarnya merupakan fakta           tertentu yang diselimuti berbagai unsur dimensi magis religius sebagaimana yang             mereka percayai.
-          Cerita kepahlawanan menggambarkan tindakan kepahlawanan yang mengagumkan           bagi kelompok pemiliknya. Cerita ini biasanya berpusat pada tokoh-tokoh tertentu.           Selain memiliki dimensi historis karena faktanya dapat ditelusuri, cerita              kepahlawanan juga memiliki dimensi magis religius.
3.   Perbedaan antara monogenesis dan poligenesis adalah:
-          Monogenesis adalah suatu penemuan yang diikuti oleh proses difusi atau           penyebaran.
-          Poligenesis adalah akibat adanya penemuan-penemuan sendiri atau yang sejajar           terhadap motif-motif cerita yang sama di tempat-tempat yang berlainan serta alam           masa yang berlainan atau pun bersamaan.
4.   Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam mengenali sebuah folklore adalah:
-          Folklore biasanya menyebar dan diwarisi secara lisan.
-          Folklore bersifat tradisional. Hal ini terlihat dari sistem penyebarannya yang relatif           tetap.
-          Folklore ada dalam versi yang berbeda karena penyampaiannya secara lisan           memungkinkan adanya perubahan di dalamnya. 
-          Folklore bersifat anonim karena nama penciptanya tidak diketahui lagi.
-          Folklore memiliki bentuk yang biasanya mempunyai rumus atau berpola. Hal ini,           terlihat dalam cerita rakyat yang selalu menggunakan kata-kata klise, seperti           bulan empat belas hari” untuk menggambarkan kecantikan seorang gadis atau           menggunakan kata-kata pembukaan dan penutup yang baku, seperti ”menurut          empunya cerita... mereka pun mengalami kesengsaraan...   
-          Folklore memiliki suatu fungsi dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya, cerita           rakyat yang sangat berguna sebagai alat pendidik, protes sosial, dan proyeksi dari           keinginan yang terpendam.  
-          Folklore bersifat pralogis karena logikanya sendiri tidak sesuai dengan logika           umum.
-          Folklore menjadi milik bersama masyarakat tertentu. Hal ini karena penciptanya           yang pertama tidak diketahui lagi. Maka, semua anggota masyarakat itu merasa           memilikinya.
-          Folklore pada umumnya bersifat polos dan lugu walaupun sering kali kelihatan           kasar dan terlalu spontan.
5.   Kelompok golongan legenda menurut Jan Harold Brunvand adalah:
-          Legenda keagamaan. Yang  termasuk kelompok golongan legenda ini, antara lain          legenda orang-orang saleh dan suci dari suatu agama.
-          Legenda alam gaib. Legenda seperti ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap            benar-benar terjadi dan pernah dialami oleh seseorang. Fungsinya adalah untuk           meneguhkan kebenaran ”takhayul” atau kepercayaan rakyat.
-          Legenda perseorangan. Cerita tentang tokoh-tokoh tertentu. Cerita tersebut           dianggap oleh yang empunya cerita benar-benar pernah terjadi.
-          Legenda setempat. Yang termasuk ke dalam golongan legenda setempat adalah           cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat, dan bentuk tipografi.
6.   Runutan perkembangan kesusasteraan tertulis Indonesia adalah:
-          Kesusasteraan Mataram. Hasil karyanya yang tertua adalah Shang Hiang           Kamahayanikan yang ditulis oleh Sambara Suryawanasa. Di dalam kitab ini,           dikisahkan masalah ajaran dan ibadah agama Buddha Tantrayana.
-          Zaman Kediri memiliki hasil karya, yakni Arjuna Wiwaha karangan Mpu Kanwa,           Kresnayana karangan Mpu Dharmaja, dan Bharatayudha karya Mpu Sedah yang          kemudian diselesaikan oleh Mpu Panuluh.
-          Zaman Majapahit I memiliki karya sastra Negarakertagama karangan Mpu           Prapanca tentang raja-raja Singasari dan raja-raja Majapahit. Kitab Sutasoma           karangan Mpu Tantular.
-          Zaman Majapahit II memiliki karya sastra kitab Pararaton dan Bubhuksah. Kitab           Pararaton berisi kisah tentang mitos dari Ken Arok sampai akhir Majapahit.           Sementara itu, Bhubuksah berisi kisah tentang dua bersaudara yang mencapai           kesempurnaan.
7.   Penjelasan mengenai tiang bertulis di Kutai dan batu bertulis dari Tarumanegara adalah sebagai berikut:
-         Tiang bertulis di Kutai. Pada lembah sungai Mahakam di Kalimantan Timur,           ditemukan tujuh buah tugu batu yang digambarkan sebagai yupa, tempat mengikat           hewan-hewan yang akan dipersembahkan. Pada tugu-tugu batu ini, tertulis sajak-          sajak dalam bahasa sansekerta yang mengisyaratkan persembahan besar-besaran.           Persembahan ini utamanya terdiri atas hewan ternak, tetapi terdapat pula binatang           lain, seperti kuda yang diberikan kepada para Brahmana sebagai balas jasa atas           kehadiran mereka dalam ritual tersebut sebagai wakil dari Raja Mulawarman.           Tulisan pada tiang-tiang ini menunjukkan waktu penulisannya, yakni pada            pertengahan kedua abad ke-4. Namun, sebuah geonologi yang terdapat di           dalamnya menunjukkan bahwa kerajaan tersebut kemungkinan telah berdiri satu           abad lebih awal.
-         Batu bertulis dari Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara yang berada di Jawa           Barat berkembang di bawah kepemimpinan Raja Purnawarman pada abad ke-5.           Nama raja ini terdapat dalam sejumlah batu bertulis yang salah satunya ditemukan           dalam sebuah batu besar yang terdapat di tengah-tengah aliran sungai. Bekas           telapak kaki sang raja pada batu ini mungkin sebagai tanda yang menandai daerah           taklukkan atau wilayah kekuasaannya. Pada tulisan dalam prasasti itu, Raja           Purnawarman membandingkan bekas telapak kakinya dengan bekas telapak kaki           Wisnu, dewa dalam ajaran Hindu. Sebuah batu menunjukkan bekas telapak kaki           gajah milik raja yang diduga didatangkan dari Sumatera mengingat sejak zaman           Prasejarah tidak ditemukan gajah liar di Pulau Jawa. Peninggalan Purnawarman           yang paling penting dan utama adalah pembangunan saluran air ke arah timur laut           Jakarta, yang barangkali bertujuan untuk mencegah banjir.
8.   Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia terbagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
-          Fase pertama adalah fase historiografi tradisional yang meliputi penulisan babad        dan hikayat. Beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi penulisan sejarah yang           cukup penting dan biasanya tidak terpisah dari sastra sejarah. Pada zaman Hindu-          Buddha, penulisan sejarah umumnya bersifat istanasentris, kepentingan dan           keinginan raja sangat menentukan isi tulisan. Masalah yang menjadi objek           perhatian saat itu adalah masalah-masalah pemerintahan. Peristiwa-peristiwa yang           terjadi di dalam pemerintahan ditulis pada batu besar yang disebut dengan nama         prasasti.
-          Fase kedua adalah fase historiografi kolonial. Pada masa kolonial, penulisan           peristiwa sejarah lebih bertujuan untuk memperkokoh kekuasaan mereka di           Indonesia. Sebaliknya, di kalangan rakyat Indonesia, tulisan-tulisan sejarah yang           dibuat dapat berperan dalam membangkitkan semangat perjuangan bangsa           Indonesia melawan penjajah. Hal ini memberikan corak tersendiri terhadap           penulisan sejarah masa pergerakan nasional Indonesia.
-          Fase ketiga adalah fase historiografi nasional. Pada masa kemerdekaan, penulisan           bertujuan agar perjalanan sejarah bangsa menuju kemerdekaan benar-benar dapat           dipahami. Dengan ini, diharapkan bangsa Indonesia terdorong untuk mengisi           kemerdekaan. Sekitar tiga belas tahun sesudah Indonesia merdeka, historiografi           modern Indonesia dimulai. Sejak proklamasi kemerdekaan, historiografi nasional           terbagi atas tiga tahap atau gelombang. Pertama, gelombang dekolonisasi sejarah           dengan menggantikan model pendekatan Nederlando-sentris dengan pendekatan           Indonesia-sentris. Kedua, gelombang pemanfaatan ilmu sosial dalam sejarah yang           dipelopori oleh Sartono Kartodirdjo. Ketiga, gelombang reformasi sejarah, berupa           pelurusan terhadap hal-hal yang kontroversial dalam sejarah yang ditulis semasa            Soeharto berkuasa.
9.   Tradisi masyarakat prasejarah dalam bidang mata pencaharian, awalnya adalah tatanan perekonomian masyarakat prasejarah lebih tergantung pada aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan. Kemudian, gaya hidup ini lambat laun berubah menjadi aktivitas bercocok tanam dengan sitem pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dan umur.
10. Sebuah kisah dapat dikatakan sebagai gosip sejarah (historical gossip) karena inti kisah ini sebenarnya merupakan fakta tertentu yang diselimuti berbagai unsur dimensi magis religius sebagaimana yang mereka percayai. Selain itu, fakta tersebut dituturkan dengan berbagai tambahan sesuai dengan selera penuturnya. Itulah sebabnya kisah ini dikatakan sebagai gosip sejarah (historical gossip).




·         Penilaian Portofolio tentang pendapat dan alasan-alasan mengenai lima unsur  tradisi dan sistem kepercayaan manusia di dalam struktur dan pola kehidupan leluhur Anda!

Format Penilaian Portofolio


Indikator
Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
Deskripsi
Pengantar




Menunjukkan dengan tepat isi karangan/laporan penelitian, kesimpulan maupun rangkuman. Untuk peta, skema, dan lukisan, mempersiapkan bahan-bahan.
Isi




Kesesuaian antara judul dengan isi dan materi. Menguraikan hasil karangan/laporan penelitian, kesimpulan, dan rangkuman dengan tepat. Menjabarkan peta dan skema sesuai dengan tema yang diajukan. Melukis sesuai dengan wujud benda yang telah ditentukan.
Penutup



Memberikan kesimpulan karangan/hasil penelitian
Struktur/logika penulisan



Penggambaran dengan jelas metode yang dipakai dalam karangan/penelitian
Orisinalitas karangan



Karangan/penelitian, kesimpulan, rangkuman, peta, skema, dan lukisan merupakan hasil sendiri
Penyajian, bahasan dan bahasa



Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif

Kriteria Penilaian :
Kriteria Indikator
Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
80-100
Memuaskan
4
70-79
Baik
3
60-69
Cukup
2
45-59
Kurang cukup
1


Mengetahui,                                                                            Jakarta, ………..............
Kepala Sekolah/Yayasan                                                        Guru Mata Pelajaran


……………………........                                                        ........................................
NIP/NRK.......................                                                         NIP/NRK.......................

No comments: